TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatlul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj menyampaikan sebuah strategi jika ingin memberantas terorisme di Indonesia.
Said Aqil menyatakan untuk jaringan terorisme harus dilakukan dari pintu masuknya ekstremisme.
Salah satunya adalah ajaran Wahabi atau Salafi.
"Ajaran Wahabi adalah pintu masuk terorisme. Wahabi bukan terorisme tapi pintu masuk."
Baca juga: 3 Perempuan Terduga Teroris Terkait Bom di Gereja Makassar Ditangkap, Ini Peran Mereka
Baca juga: Fakta-fakta Penangkapan Terduga Teroris di Tulungagung, Kades Tak Kaget, Dapat Info 2 Minggu Lalu
"Kalau udah Wahabi, ini musyrik, ini bid'ah, ini enggah bolek, ini sesat, ini dholal, ini kafir. Itu satu langkah lagi, satu step lagi halal darahnya, boleh dibunuh," kata Said Aqil dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (31/3/2021).
Lebih lanjut Said Aqil kembali menekankan yang menjadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi atau Salafi.
"Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi," tegasnya.
Baca juga: Amini Sel-sel Terorisme Masih Ada, Maruf Minta Semua Pihak Waspada
Baca juga: Warga Baru Tahu Terduga Teroris Condet Eks Wakil Ketua Bidang Jihad FPI: Dia Orangnya Tertutup
Apa Itu Ajaran Wahabi Atau Salafi?
Dilansir Wikipedia, ajaran Wahabi atau Salafi adalah sebuah aliran reformasi keagamaan dalam Islam.
Aliran ini berkembang dari dakwah seorang teolog muslim abad ke-18 yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab, yang berasal dari Arab Saudi.
Aliran Wahabi ini dikenal sebagai aliran Islam yang ultrakonservatif dan keras.
Baca juga: Dua Terduga Teroris Pernah Hadiri Sidang Rizieq Shihab, Polisi Tingkatkan Pengamanan PN Jaktim
Baca juga: BNPT Bentuk Satgas Pendampingan Bagi Korban Terorisme di Gereja Katedral Makassar
Pendukung aliran ini percaya bahwa gerakan mereka adalah gerakan reformasi Islam untuk kembali kepada ajaran Islam sesungguhnya.
Yakni ajaran Islam yang hanya berdasarkan kepada Al-Quran dan Hadist.
Kemudian bersih dari segala ketidakmurnian, seperti praktik-praktik yang mereka anggap sebagai bid'ah, syirik dan khurafat.