Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo mengimbau masyarakat untuk mewaspadai doktrinasi yang mengiming-imingi surga dengan cara kekerasan (terorisme).
Menurutnya cara-cara tersebut merupakan bagian dari eksistensi dengan cara memanfaatkan setiap orang yang sedang ingin diakui atau tampil berbeda, salah satu sasarannya adalah generasi milenial.
"Jadi kan mereka merekrutnya kepada orang-orang yang ingin memilki eksistensi dengan doktrin dan iming-iming masuk surga," ujar Benny Minggu, (4/4/2021).
Benny mengatakan generasi milenial diusia muda sangat mudah didoktrin karena dalam proses mencari jati diri dan akan bahaya jika menemukan orang yang tidak tepat.
Baca juga: Kecam Aksi Teror di Makassar, Kominfo Imbau Warga Hati-hati Bermedsos
Ia juga mengatakan agama yang paling mudah menjadi alat (manipulasi) bagi terorisme, pragmatisme, politik, kekuasaan dan lainnya.
Baca juga: Gara-gara Nggak Bisa Main Twitter dan Facebook Lagi, Donald Trump Bikin Aplikasi Medsos Sendiri
"Memang ruang dan waktu itu tanpa batas, sehingga regulasi apapun pasti kecolongan, karena paling bahaya adalah hilanya kesadaran", ujarnya.
Dia menegaskan diera digitalisasi ruang waktunya tidak terbatas, maka paling bahaya adalah hilangnya kesadaran, hilangnya nalar.
Ia mengatakan mereka yang sudah terpapar radikalisme dan terorisme bisa disembuhkan meskipun, tidak mudah. Mereka yang sudah terpapar dapat disembuhkan dengan mendorong ideologi baru kepada pemahamannya.
"Ini adalah sebuah racun dunia baru era digital, menurut ideologi mereka mencari kematian itu sebuah kebenaran," ungkapnya.
Dia meminta pihak berwenang untuk melakukan pemantauan atau patroli terhadap media sosial yang digunakan setiap warga negara Indonesia.