News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Ekstrem di Indonesia Timur

Komunikasi dengan Bupati Flores Timur, Politikus PDIP Ungkap Kebutuhan Bantuan Darurat Untuk Warga

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir bandang menerjang wilayah Waiwerang di Pulau Adonara Kabupeten Flores Timur pada Sabtu 3 April 2021. Flotim menjadi salah satu wilayah terparah akibat badai siklon tropis yang melanda NTT kali ini.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Bencana banjir bandang terjadi di beberapa Kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Flores Timur, Alor, Sumba Timur, Sabu Raijua, Malaka, Timor Tengah Utara.

Banjir bandang ini menyebabkan korban nyawa yang hilang ditelan banjir, rumah penduduk dan infrastruktur jalan raya dan jembatan yang hancur berantakan.

Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal di tengah bencana yang masih melanda, sehingga terpaksa mengungsi ke rumahrumah warga yang selamat, ke bale desa atau ke rumah ibadah gereja.

Baca juga: Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur Ikut Makamkan Jenazah Korban Banjir Bandang Adonara

Anggota DPR RI dari Dapil NTT 1 Andreas Hugo Pareira sudah berkomunikasi dengan Bupati Flores Timur Anton Gege Hadjon, yang seharian kemarin berkunjung ke lokasi bencana di Adonara.

Dari pengamatan di lapangan, Anton menyampaikan, sampai saat ini ditemukan 63 warga yang meninggal dunia akibat bencana di Kecamatan Ileboleng Kab Flores Timur, sementara masih banyak warga yang belum ditemukan dan belum diketahui nasibnya.

Untuk tahap awal, dia menjelaskan warga yang selamat dari bencana sangat membutuhkan bantuan bahan makanan karena mereka kehilangan semuanya, harta benda dan lahan pertaniannya.

Baca juga: Banjir Bandang Akibat Siklon Seroja Terjang Adonara, Ratusan Orang Tertimbun Longsor, Puluhan Tewas

Dia mengatakan pula, Bupati Flores Timur Anton berharap agar pemerintah pusat segera turun tangan menyiapkan alat-alat berat membantu membersihkan dan memperbaiki keadaan darurat di daerah bencana.

Terutama daerah-daerah aliran sungai agar tidak terjadi pelebaran luapan banjir yang merusak kampung dan lahan pertanian masyarakat.

“Selanjutnya, melihat kondisi kerusakan yang parah, agar pemerintah pusat segera menyiapkan anggaran perbaikan infrastruktur terutama jalan, jembatan serta bantuan darurat untuk rumah-rumah penduduk yang hanyut berantakan terbawa banjir,” ujar politikus PDI Perjuangan ini kepada Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Banjir Bandang Akibat Siklon Seroja Terjang Adonara, Ratusan Orang Tertimbun Longsor, Puluhan Tewas

Untuk tahap awal, pagi ini anggota Komisi X DPR RI ini berkoordinasi dengan DPP Partai dan Bupati Flores Timur, Anton Hajon untuk mengirimkan dana bantuan untuk membeli dan mengirimkan bahan makanan untuk masayarakat yang tertimpa bencana.

Berdasarkan rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4/2021), pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis.

Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.

Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada dini hari tadi, Minggu (4/4), pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.

Wilayah di NTT Lain yang Terdampak

Sementara itu, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, NTT, pada Minggu (4/4), pukul 10.00 Wita. Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari mengakibatkan meluapnya sungai setempat.

Sebanyak 4 kecamatan terdampak banjir tersebut. Keempat kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Kambera, Pandawai, Karera dan Wulawujelu.

BPBD Kabupaten Sumba Timur menginformasikan sebanyak 54 KK atau 165 jiwa mengungsi, sedangkan 109 KK atau 475 KK terdampak.

Sedangkan di Kabupaten Lembata, banjir bandang menewaskan 11 warga dan 16 lainnya hilang. Banjir bandang tersebut terjadi pada Minggu (4/4), pukul 19.00 waktu setempat.

Lokasi terdampak berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Desa-desa terpapar di dua kecamatan ini antara lain Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakala, Jontona, Lamawolo dan Waimatan.

BPBD setempat telah melakukan upaya kaji cepat dan penyelamatan warga terdampak. Pemerintah daerah juga mendatangkan alat berat untuk melakukan pembersihan jalan dan lokasi bencana untuk kelancaran proses pencarian dan evakuasi.

Akses jalan menuju Kecamatan Ile Ape Timur terputus sehingga belum dapat diakses petugas.

Kejadian lainnya melanda Kota Kupang, NTT, berupa angin kencang, longsor, banjir rob dan gelombang pasang. Perkembangan pada Minggu (4/4), pukul 19.00 WIB, beberapa kecamatan terdampak cuaca ekstrem.

Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak 743 KK atau 2.190 warga terdampak. Selain itu, 10 rumah warga mengalami rusak sedang dan 15 titik akses jalan tertutup pohon tumbang.

BPBD Kota Kupang bersama dinas terkait lain telah melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana.

BNPB juga menerima laporan terjadinya bencana di Kabupaten Malaka Tengah dan Ngada. Angin kencang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Ngada.

Desa terdampak yaitu di Kelurahan Kisantara, Lebijaga, Bajawa, Tanalodu (Kecamatan Bajawa) dan Kelurahan (Riung).

Dampak dari insiden angin kencang terdiri 6 KK terdampak dan 1 luka berat. Sedangkan kerugian berupa rumah rusak sedang 2 unit dan rusak berat 4 unit, gedung pengadilan rusak sedang 1 unit, kapal tenggelam 1 unit dan 6 titik ruas jalan tertutup pohon tumbang.

Berita terkait

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini