News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi: Indonesia Patut Bersyukur dengan Warisan Bhinneka Tunggal Ika

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi dari Istana saat memberikan sambutan secara virtual di Munas LDII IX, Rabu (7/4/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengajak organisasi masyarakat (Ormas) untuk menjaga toleransi antar umat beragama dan bersyukur dengan warisan Bhineka Tunggal Ika dari pendiri bangsa.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pada Rabu (7/4/2021), Presiden mengatakan sikap toleran adalah keharusan.

Presiden juga mendorong ormas untuk saling menghargai segala perbedaan, sehingga tercapai kesamaan sikap yang saling menghormati terhadap beragam perbedaan.

“Kita patut bersyukur menerima warisan berupa Bhinneka Tunggal Ika dari para pendiri bangsa, meskipun berbeda-beda suku, bangsa, dan berbeda dalam pandangan agama, tapi tetap saling menghormati, bersatu, rukun, dan bersama-sama bergotong royong,” kata Presiden Jokowi dari Istana saat memberikan sambutan secara virtual di Munas LDII IX , Rabu (7/4/2021).

Baca juga: Jokowi Beri Sambutan di Munas LDII, Ajak Tingkatkan Toleransi Beragama

Presiden Jokowi mengajak seluruh pimpinan dan jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) LDII, serta keluarga besar LDII untuk selalu menyuarakan toleransi dan keagamaan di negara Indonesia.

Presiden Jokowi mendukung komitmen atau paradigma LDII yang terbuka, toleran, dan berbhineka Tunggal Ika.

“Ini harus terus ditingkatkan lagi, LDII yang sangat menghormati agama lain, sangat menghormati umat Islam, yang bersedia bekerja sama dengan ormas islam lainnya,” katanya.

Presiden mengingatkan agar semua ormas Islam berpedoman pada ajaran agama yang sejuk, ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap tertutup dan eksklusif.

Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi-sendi kebangsaan.

Oleh karena itu, organisasi keagamaan di Indonesia menurutnya harus memiliki prinsip anti kekerasaan dan memiliki komitmen untuk mengedepankan penerimaan prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi, menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945.

“Ormas harus menjunjung tinggi sikap toleransi kepada sesama, menghormati perbedaan dan memberi ruang untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya dan menyampaikan pendapat dan menghargai kesetaraan,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini