News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Malang dan Surabaya

BMKG Ungkap 8 Fakta Gempa Selatan Malang Jawa Timur, dari Kejadian hingga Catatan Sejarah

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr Daryono mengungkapkan sejumlah fakta gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr Daryono mengungkapkan sejumlah fakta gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021).

Gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB diketahui dirasakan di sejumlah wilayah, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga sebagian luar Pulau Jawa.

Berikut 8 fakta gempa bumi di selatan Pulau Jawa hari ini :

1. Kejadian Gempa

Daryono mengungkapkan, gempa ini terjadi pada siang hari pukul 14.00.16 WIB.

"Memiliki magnitudo 6,1 dengan episenter terletak di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Malang, Jawa Timur," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Sabtu sore.

Sementara itu gempa ini terjadi pada kedalaman 80 km.

Baca juga: Dampak Gempa Malang, RSUD Mardi Waluyo Blitar Alami Kerusakan, Sebagian Atap Ambrol

Baca juga: Gempa 6,1 M di Malang, BMKG: Akibat Aktivitas Subduksi hingga Catat 3 Kali Gempa Susulan

2. Jenis Gempa

Gempa tektonik yang terjadi di selatan Malang disebut Daryono bukan termasuk Gempa Megathrust.

Namun, gempa ini termasuk Gempa Menengah di Zona Beniof.

"Karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang," ungkapnya.

Rumah yang nyaris roboh di Ponorogo akibat gempa, Sabtu (10/4/2021). (Surabaya.Tribunnews.com/sofyan arif candra)

3. Sumber Gempa

Sementara itu, mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).

Daryono menyebut, mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami.

"Namun patut disyukuri gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," ungkap Daryono.

Baca juga: Gempa Juga Dirasakan Warga Tulungagung, Durasi Sekitar 2 Menit

4. Dampak Gempa

Adapun Daryono mengungkapkan, gempa ini mencapai skala intensitas maksimum V-VI MMI, di mana dalam peta tingkat guncangan berwarna kuning.

Sehingga gempa ini berpotensi merusak.

"Estimasi peta tingkat guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat dan ternyata benar gempa ini banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah," ungkapnya.

Diketahui, terdapat laporan kerusakan akibat gempa ini di sejumlah tempat.

Mulai dari Malang, Lumajang, hingga Blitar.

Baca juga: Surabaya Diguncang Gempa, Seorang Pengunjung Mal Royal Plaza: Saya Pikir Saya Lagi Pusing Kepala

5. Spektrum Guncangan

Lebih lanjut, Daryono menyebut jika gempa ini memiliki spektrum guncangan yang luas.

Laporan yang diterima, gempa ini dirasakan hingga daerah Banjarnegara di barat dan Bali di timur.

"Adanya spektrum guncangan yang luas ini berkaitan dengan hiposenter gempanya yang cukup dalam," ungkap Daryono.

6. Gempa Susulan

Sementara itu dari hasil monitoring BMKG, Daryono menyebut hingga sore ini telah terjadi 3 kali gempa gempa susulan (aftershock).

Namun gempa susulan yang terjadi relatif kecil dan tidak sampai dirasakan.

"Dengan kekuatan kecil kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan," ungkapnya.

Tembok rumah di Ponorogo rubuh akibat gempa, Sabtu (10/4/2021) (Tribun Jatim)

7. Dampak pada Gunung Api

Adapun untuk dampak terhadap gunung api, Daryono menyebut gempa selatan Malang ini kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunung api.

"Kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif."

"Jika gunungapi sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit mempengaruhi aktivitas vulkanisme," ungkapnya.

Sementara itu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut jika gempa Sabtu siang hingga saat ini tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi.

BPPTKG melalui Twitter resminya menyebut jika gempa dirasakan di semua pos pengamatan Merapi.

"Hingga saat, ini tidak terlihat adanya pengaruh gempa tersebut terhadap aktivitas vulkanik Merapi," ungkap BPPTKG.

Untuk diketahui, hingga saat ini Gunung Merapi berstatus Siaga.

8. Kawasan Aktif Gempa

Fakta terakhir diungkap Daryono, zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan.

"Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Gempa Selatan Malang M 6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu," ungkapnya.

Catatan BMKG, pusat gempa Malang ini berdekatan dengan lokasi pusat gempa yang terjadi pada 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972.

Berita lain terkait Gempa Hari Ini

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini