Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Esri Indonesia, Dr Achmad Istamar mengatakan, teknologi digital berbasis Industry 4.0 juga telah mendisrupsi dunia militer dan pertahanan.
Sebagai contoh, teknologi kecerdasan artifisial kini telah digunakan untuk melakukan deteksi dan klasifikasi objek penginderaan jauh dari sensor, satelit, dan drone.
Data dari hasil deteksi dan klasifikasi tersebut kemudian akan disinergikan dengan hasil intelijen lapangan untuk diolah menjadi produk strategis perencanaan dan operasi militer.
“Dalam era digital ini, efektivitas dari pemanfaatan data sangat tergantung pada kemampuan manajemen ketersediaan data, interpretasi data secara cepat, dan penggabungan unsur dinamika lapangan yang semakin kompleks.
Operasi militer modern melibatkan berbagai unsur kesatuan dan lembaga yang membutuhkan kemampuan pemahaman, perencanaan, dan koordinasi berbasiskan sistem digital,” katanya, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: BIG Klaim Hampir Seluruh Kabupaten/Kota Sudah Mengenali Geospasial
Menurut hasil studi, lebih dari 80% data yang dihasilkan dari pergerakan aset, sensor IoT(Internet of Things), satelit penginderaan jauh, serta drone militer memiliki informasi geospasial/keruangan.
Baca juga: Miliki Perda LP2B, Lampung Didorong Buat Peta Geospasial
Sehingga aspek geospasial tersebut sangat berpotensi menjadi benang merah dalam integrasi dan pengolahan data secara menyeluruh.
“Alhasil geospasial sangat berpotensi digunakan, tidak hanya sebagai platform modern pemetaan, namun juga sebagai platform integrasi data, sintesa pemahaman, koordinasi antar kesatuan dan lembaga, juga sebagai platform geo-intelligence," kata Achmad.
Di tengah pesatnya teknologi militer, Dittopad terus melakukan modernisasi teknologi pemetaan dan geospasial untuk meningkatkan peran dalam mendukung kebutuhan geospasial intelejen TNI-AD.
Peran tersebut saat ini sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan nasional yang semakin kompleks.
“Sejalan dengan agenda inovasi dan transformasi digital, juga dalam mendukung Kebijakan Satu Peta (One Map Policy), Dittopad telah mencanangkan modernisasi bertajuk Dittopad 4.0.
Kemitraan strategis dengan Esri Indonesia dalam implementasi teknologi geospasial diharapkan membawa pembaharuan bagi kemajuan Dittopad di era digital.
Hal tersebut mengingat pentingnya fungsi pemetaan dan peran informasi geospasial bagi pertahanan dan keamanan negara,”ujar Brigjen TNI Ir. Asep Edi Rosidin, MDA, Direktur Topografi Angkatan Darat (Dirtopad).