News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lewat Upland Project, Kementan Lakukan Pengembangan Pertanian

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani sedang mengecek irigasi sawah di Desa Soropadan, kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (1/12/20). Secara geografis Soropadan berada pada ketinggian 480 m dpl dan berada diantara ibukota Jawa Tengah, Semarang dan Daerah Istimewa Yogyakarta, bisa di katakan Soropadan terletak di tengah-tengah kedua kota besar tersebut dan di lewati jalur antar Provinsi. Secara umum Soropadan merupakan desa penggiat tanaman pangan terutama di bidang pertanian dengan lahan persawahan seluas 141 hektare dengan sistem pengairan irigasi teknis yang hampir setiap hari aliran irigasi tidak pernah mati. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian, melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), akan memaksimalkan Upland Project untuk mengembangkan sektor pertanian. Khususnya pertanian di dataran tinggi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Upland Project dilakukan dengan memanfaatkan dana pinjaman dari IsDB dan IFAD.

"Upland Project adalah kegiatan untuk mengembangkan pertanian yang komprehensif dari on farm sampai   yang dilakukan berdasarkan value chain," terangnya, Rabu (14/4/2021).

Sementara, Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menjelaskan jika Upland Project yang akan berlangsung hingga 2024, memiliki multiplier effect.

"Dengan kegiatan ini, kita ingin meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan etani di daerah dataran tinggi. Caranya, melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis, dan penguatan sistem kelembagaan," katanya.

Sedangkan sebagian dana akan dihibahkan kepada 14 kabupaten untuk kegiatan prasarana dan sarana pertanian.

14 Kabupaten yang menjadi lokasi Upland Project adalah Banjarnegara, Cirebon, Garut, Gorontalo, Lebak, Lombok Timur, Magelang, Malang, MInahasa Selatan, Purbalingga, SUbang, Sumbawa, Sumenep, dan Tasikmalaya.

Sarwo Edhy juga menjelaskan jika Upland Project memiliki 4 komponen kegiatan.

"Untuk Komponen pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan. Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek," jelasnya.

Ditambahkan Sarwo Edhy, ada 5 titik kritis dari kegiatan ini.

"Yang menjadi titik kritis pertama adalah kegiatan desain konstruksi prasarana lahan dan air irigasi. Hal ini meliputi aspek perencanaan, aspek teknis, aspek keuangan," ujarnya.

Titik kritis lainnya adalah sosialisasi kepada petani mengenai kewajiban sharing dana 20% agar kegiatan berjalan sesuai rencana, kemudian pengelolaan bantuan alsintan pra dan pascapanen yang dilakukan oleh sub lembaga berbeda dalam kelompok tani.

Ada juga sistem reimbursement on-granting agar tidak terjadi kesalahan dan keterlambatan dalam proses pencairan anggaran, serta percepatan mobilisasi village fasilitator dan on-granting officer untuk membantu kabupaten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini