Guguran pertama yang teramati terjadi sekira pukul 06.40 WIB, ke sector barat daya menuju hulu Kali Krasak. Disusul beberapa menit kemudian guguran material ke dua mengarah sektor sama.
Dalam periode pengamatan 6 jam terakhir sejak pukul 00.00 WIB, tidak terpantau ada awan panas guguran.
Namun sekira pukul 03.43 WIB, terjadi guguran lava pijar sangat besar dan meluncur panjang ke arah hulu Kali Bedog dan Krasak di sektor barat daya.
Pemandangan luar biasa biss disaksikan dariĀ spot-spot khusus di wilayah Turi maupun Srumbung di Kabupaten Magelang. Begitu juga dari Kawasan Jurangjero.
Dari arah Kaliurang, terpantau pendar cahaya merah sangat terang meluncur ke barat. Sesekali lontaran lava pijar terlihat melompat dari jalur luncuran material ke sector barat daya.
Laporan pengamatan dan data elektronik yang dirilis BPPTKG Yogyakarta dan disebarkan via Magma VAR PVMBG, selama enam jam sejak pukul 00.00 WIB terjadi 29 kali gempa guguran.
Amplitudo 3-13 milimeter, dan durasinya berkisar antara 9-72 detik. Lalu ada dua kali gempa fase banyak berdurasi 6-7 detik.
Berikutnya tercatat satu (1) kali gempa vulkanik dangkal (Vb) amplitude 37 mm dan durasi gempa 15 detik.
Pada laporan pengamatan selama 24 jam sehari sebelumnya, tercatat terjadi 8 kali gempa vulkanik dangkal (Vb), serta awan panas pada pukul 18.02 WIB.
Gempa vulkanik dangkal pertama terjadi pukul 15.24 WIB, disusul rentetan berinterval tak lama kemudiaan.
Awan panas akhirnya terpantau muncul pada pukul 18.02 WIB. Diawali guguran material dan diikuti gelombang awan panas yang menggelontor ke sector barat daya.
Visual dari Kaliurang tidak tampak. Namun dari arah barat, seperti dari Ngepos di Srumbung dan Babadan d Kecamatan Dukun, teramati bubungan gelombang awan panasnya.
Gunung Merapi sampai saat ini berada dalam status aktivitas Level III atau Siaga. Fase erupsi efusif dimulai 4 Januari 2021, dan terus berlangsung hingga sekarang.(Tribunnews.com/Tribunjogja.com/xna)