TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo menghadiri acara diskusi terkait kegaduhan yang terjadi di media sosial.
Diskusi bertajuk "Sinergi Pembumian Pancasila" dihadiri oleh peserta dari organisasi masyarakat bidang kepemudaan dan kebangsaan di The Tribrata Convention center, Jakarta (22/4/2021).
Dalam penjelasannya Benny menyampaikan bahwa fakta yang terjadi di lapangan adalah generasi muda mudah sekali terjebak untuk melakukan tindakan negatif di media sosial.
"Generasi muda seringkali melakukan tindakan bermotif kebencian seperti menyebar berita hoaks, isu-isu negatif terkait SARA dan bahkan tindakan radikalisme dan terorisme seperti terbukti pada kasus terorisme di Katedral Makassar dan Mabes Polri yang para pelakunya berusia relatif muda, di bawah 30 tahun dan merupakan generasi muda/millenial," jelas Benny Susetyo atau Romo Benny.
Baca juga: Mendikbud Temui Megawati Bahas Hilangnya Kurikulum Pancasila Dalam PP 57 Tahun 2021
Di alam demokrasi yang semakin berkembang Romo Benny menjelaskan sekarang ini generasi muda justru terjebak dalam tindakan memecah belah, merundung dan membenci dengan dalih demokrasi dan kebebasan berekspresi. Padahal sebenarnya tidak demikian.
"Padahal nalar demokrasi yang justru menjadi titik utama dari keberadaan demokrasi itu jauh dari tujuan perpecahan atau menang dan kalah. Nalar dan tujuan demokrasi sendiri adalah win win solution dimana semua masalah dapat diselesaikan dengan diskusi dan gotong royong, sehingga tidak ada pihak yang merasa terlalu diuntungkan atau dirugikan," jelas Benny.
Tentunya sejalan dengan nilai Pancasila yaitu gotong royong dimana hak dan kewajiban ada dalam satu nafas
"Kaum Muda harus dapat menjadi penjaga keseimbangan dan nalar demokrasi dalam Masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila," tuturnya.
Baca juga: Kyai Muda NU Sebut Larangan Minol Sejalan dengan Nilai Pancasila dan UUD 1945
Pemuda juga harus mampu jadi intelektual organik yang tidak hanya menjadi penyeimbang tetapi penyumbang ide yang dapat meningkatkan kesadaran dan nalar demokrasi masyarakat, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kaum muda harus mengisi ruang publik dengan konten positif dan bijak dengan kesadaran untuk hidup etis dan menjaga nalar demokrasi hingga kewarasan dan keseimbangan dalam berdemokrasi dapat terlaksana," ungkapnya.
Di akhir diskusi, peserta diskusi yang terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan berkeinginan agar demokrasi selalu dirawatsatu di antaranya dengan memasukan kurikulum Pendidikan Moral Pancasila di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)- Perguruan Tinggi.