TRIBUNNEWS.COM - Terjadi keretakan besar di Kapal Selam KRI Nanggala-402, sehingga membuat kapal tenggelam ke kedalaman 850 meter.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
Lantas, apakah keretakan tersebut membuat air masuk ke dalam kapal selam?
Pakar Kelautan ITS Surabaya, Wisnu Wardhana menyampaikan, KRI Nanggala-402 diperkirakan kemampuannya sudah berkurang.
Saat ini, kemampuan kapal selam tersebut tidak bisa lebih dari 200 meter.
"Kapal ini awalnya tahun 1980 itu didesain maksimum ketenggelamannya 300 meter."
"Sekarang dengan pertambahan umur 40 tahun itu, saya perkirakan kemampuan kapal selam Nanggala ini tidak lebih dari 200 meter, berkurang kemampuannya," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (25/4/2021).
Baca juga: Polri Siapkan Dua Posko untuk Keperluan Evakuasi Prajurit KRI Nanggala 402
Baca juga: FOTO KRI Nanggala-402 yang Ditemukan di Kedalaman 838 Meter dan Terpecah Menjadi Tiga Bagian
Kemudian, Wisnu menyebut, tekanan KRI Nanggala-402 sebanyak 80 bar.
"Tekanan hidrostatik air hanya 20 bar, karena setiap 10 meter kenaikan tekanan 1 bar."
"Sekarang ada info kapal ini berada di 800 meter di bawah permukaan air. Artinya tekanan yang menimpa kapal selam ini adalah 80 bar," kata dia.
Menurutnya, lambung bagian dalam kapal atau pressure hall akan pecah apabila ditekan melebihi kemampuan.
Pada bagian pressure hall ini terdapat mesin hingga menjadi tempat kru kapal.
"Di dalam kapal selam ada yang namanya pressure hall, ruang kedap udara di mana hidup di situ kru, permesinan, tangki, baterai, dan seterusnya," ungkap Wisnu.
"Kalau itu ditekan dengan tekanan yang melebihi kemampuan dia untuk bertahan, maka bisa dipastikan struktur pressure hall itu pecah."