TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asrena KASAL Laksamana Muda Muhammad Ali membantah pernyataan sejumlah pengamat yang menyebut bahwa Kapal Selam KRI Nanggala-402 kelebihan muatan. Sehingga, menyebabkan tenggelam di perairan utara Pulau Bali pada Rabu, lalu.
Menurut Ali, angka 33 tersebut adalah jumlah tempat tidur di dalam KRI Nanggala 402.
Hal itu disampaikan Laksamana Muda Muhammad Ali saat konferensi pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4/2021).
“Dibuat dari Jerman memang 33 tempat tidur. Sedangkan jenis kapal selam 209 ada berbagai jenis,” kata Muhammad Ali.
Ali pun menjelaskan, bahwa KRI Nanggala 402 saat bertugas terbagi menjadi tiga shift.
“Ada tiga shift dan berjaga tempat tidurnya berbagi. Itu jumlah tempat tidur bukan kelebihan muatan,” tambahnya.
"Kapal Selam ini disebut kelebihan muatan oleh pengamat, ini sama sekali tidak benar dan tidak berdasar karena mungkin yang pengamat itu belum pernah mengawaki kapal selam. Jadi berbagai operasi kita lakukan itu kita biasanya bawa 50 personel," jelasnya.
Baca juga: Tanpa KRI Nanggala, Indonesia Kini Hanya Punya 4 Kapal Selam
Selain itu, Ali mengatakan bahwa saat kejadian tersebut, KRI Nanggala-402 membawa tiga buah torpedo.
Padahal, Kapal Selam buatan Jerman ini didesain untuk bawa delapan torpedo.
"Jadi orang yang sampaikan bahwa satu torpedo itu beratnya sekitar dua ton, jadi pernyataan yang sampaikan bahwa kapal selam ini kelebihan muatan itu sama sekali tidak berdasar. Dan mungkin belum berpengalaman," katanya.
"Ini kita sudah berlayar bertahun-tahun dan tidak pernah ada masalah," terangnya.