TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kasus paket sate misterius yang mengakibatkan anak pengemudi ojek online (ojol) di Bantul meninggal dunia perlahan mulai berhasil dikuak.
Hasil investigasi polisi mulai membuahkan hasil. Fokus perhatian publik saat ini adalah siapa sebenarnya pengirim paket sate berbumbu racun itu sebenarnya dan motif apa yang menjadi latar belakangnya.
Hasil Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta sudah menyebutkan bumbu dicampur dengan racun potasium sianida.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengungkapkan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.
Biasanya, racun itu digunakan sebagai obat hama atau tikus.
“Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus C dan N, dengan atom atom C terikat 3 atom N,” katanya kepada Tribun Jogja, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Terkuak, Ciri-ciri Wanita Kurir Sate Beracun yang Tewaskan Anak Driver Ojol: Usia 25, Berkulit Putih
Menurut dia, jika sianida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka sianida itu akan mencegah sel menggunakan O2 atau oksigen.
Dari situ, sel-sel akan mati.
“Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, nafas sesak dan tubuh lemas,” paparnya.
Kemudian, jika sianida masuk ke dalam tubuh dengan jumlah besar, maka itu akan menyebabkan denyut nadi lambat dan hilang kesadaran.
Baca juga: Polisi Duga Pelaku di Balik Sate Beracun yang Tewaskan Bocah 8 Tahun di Bantul Lebih Dari Satu Orang
“Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yan akhirnya akan meninggal.
"Dosis letalnya 1,5mg/kg berat badan,” katanya lagi.
Baca juga: Paket Sate Misterius yang Tewaskan Bocah SD Positif Mengandung Racun Jenis C, Ini Kata Polisi
Masih berdasarkan keterangan dr Lipur, dosis letal merupakan dosis yang sudah diambang batas atas tubuh orang yang mengonsumsi.
Hitungannya, jika si anak memiliki berat badan 30 kg, maka dosis letalnya sekitar 45 gram.