TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah kembali membuka jalur penerbangan luar negeri dari Kota Wuhan, China masuk ke wilayah Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Langkah pemerintah tersebut mendapat kritikan dari DPR karena dinilai menimbulkan rasa tidak aman di tengah masyarakat.
Hal itu tak lain karena kasus virus Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie menyayangkan tindakan pemerintah membuka penerbangan tersebut.
Baca juga: Virus Corona Varian B.1.617 dari India Sudah Menjadi VOI WHO
Menurutnya, hal itu memperlihatkan pemerintah tidak konsisten dalam penanganan Covid-19.
Dengan dibukanya jalur penerbangan ini, kata Syarief, nantinya akan menimbulkan ketidak adilan masyarakat.
Politisi Partai Nasdem itu mengatakan, harusnya pemerintah tidak membuka penerbangan Wuhan itu.
"Saya kira kalau memang tujuannya untuk memperlambat penularan, seharusnya hal seperti dibukanya rute penerbangan Wuhan-Jakarta tidak diterapkan."
Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia, Infeksi Virus Corona di India Tembus 18 Juta, Kasus Baru Hampir 380 Ribu
"Jadi, supaya tidak mencederai rasa keadilan masyarakat yang sekarang terkena larangan mudik oleh pemerintah."
"Apalagi, di bulan Syawal yang selama ini sudah menjadi tradisi mudik," ujar Syarief, dikutip dari dpr.go.id, Senin (3/5/2021).
Syarif meminta seluruh kebijakan penanganan Covid-19 harus berjalan seirama, baik di dalam maupun luar negeri.
Termasuk di dalamnya, sektor pariwisata.
Baca juga: Virus Corona Terus Bermutasi, Pakar Sebut Tidak Semuanya Berbahaya
Sehingga, mestinya Warga Negara Asing (WNA) tak boleh masuk ke Indonesia, di tengah regulasi larangan mudik hari Raya Idul Fitri.
"Ketika kebijakan sudah diputuskan, maka saya harap semua harus tertib sesuai aturan antara pusat dan daerah serta antara luar dan dalam negeri."
"Tempat wisata juga harus ditutup karena akan terjadi kerumunan."
"Kebijakan harus seirama, maka tidak boleh ada WNA masuk di tengah rakyat Indonesia tidak diperbolehkan mudik," terangnya.
Alasan Pemerintah Buka Jalur Penerbangan Wuhan ke Jakarta
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memberikan alasan terkait telah dibukanya penerbangan oleh maskapai Lion Air dengan rute Wuhan-Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (CGK).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan, penerbangan tersebut bukanlah penerbangan berjadwal atau reguler.
Namun, penerbangan tersebut adalah penerbangan charter yang telah memenuhi persyaratan terbang dan mendapatkan Flight Approval (FA) pada tanggal 18-19 April 2021 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Baca juga: 5 Poin Inti Laporan WHO Terkait Asal Usul Covid-19 di Wuhan: Kemungkinan Besar Berasal dari Hewan
Layanan penerbangan charter tersebut dengan tujuan pengangkutan WNA asal China untuk kepentingan pekerjaan atau perusahaan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto menjelaskan, pihaknya memastikan pembukaan rute penerbangan sudah sesuai dengan peraturan penerbitan Flight Approval dan telah memenuhi syarat keimigrasian dan kesehatan.
"Penerbangan internasional rute Wuhan-CGK yang dilayani oleh Lion Air, kami pastikan bahwa penerbangan tersebut merupakan penerbangan yang dilakukan dengan sistem charter, bukan berjadwal dan telah memenuhi persyaratan keimigrasian dan kesehatan," jelasnya dalam keterangannya, Minggu (2/5/2021).
"Penerbitan FA pun tetap memperhatikan aspek pengendalian Covid-19 di Indonesia," sambungnya.
Penerbangan internasional dengan sistem charter rute Wuhan-CGK tersebut, diketahui membawa penumpang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang telah memenuhi syarat keimigrasian dan memenuhi persyaratan dokumen kesehatan, serta selanjutnya melakukan proses karantina sesuai ketentuan yang berlaku.
"Penerbangan charter ini membawa tenaga kerja asing dan semua penumpang telah memenuhi syarat keimigrasian berupa VISA/KITAP/KITAS dan mempunyai dokumen kesehatan berupa hasil test PCR dengan hasil negatif,” ujarnya.
Baca berita lain terkait Penanganan Covid
(Tribunnews.com/Shella/Bambang Ismoyo)