TRIBUNNEWS.COM - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, berpendapat perihal kecelakaan air di Waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah.
Pakar transportasi ini menegaskan pentingnya kegiatan monitoring, pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan alat transportasi, dalam hal ini perahu.
Ada tiga hal yang ia sarankan dalam pengelolaan dan operasional kapal atau perahu di danau juga waduk.
Seluruhnya dapat dikelola secara profesional oleh pihak desa.
Misalnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Baca juga: Sosok GH, Nahkoda Perahu Terbalik di Waduk Kedung Ombo: Masih 13 Tahun, Kini jadi Saksi Kunci
"Yang seperti ini akan mudah dilakukan monitoring, pembinaan dan pengawasan, terutama untuk operasional perahu dengan memperhatikan aspek keselamatan," jelasnya kepada Tribunnews.com, Minggu (16/5/2021).
Dari kasus kecelakaan air di Waduk Kedung Ombo, dirinya menguraikan tiga hal yang bisa dilakukan untuk melakukan monitoring dan pengawasan transportasi perahu.
Pertama, memastikan penumpang yang berada di atas kapal sudah menggunakan baju penolong (life jacket) sebelum kapal diberangkatkan.
Kedua, mengecek data penumpang dalam manifest.
Ketiga, membantu memberikan informasi tentang kondisi cuaca dan menunda keberangkatan kapal apabila cuaca ekstrem.
Adapun ketiga hal tersebut perlu dilakukan untuk tercapainya aspek keselamatan penumpang.
Pasalnya menurutnya dari kasus yang pernah terjadi, faktor keselamatan belum menjadi prioritas para pelaku pariwisata danau maupun waduk.
Berkaca pada kasus kecelakaan air di Danau Toba pada 2018 lalu menenggelamkan ratusan orang penumpang KM Sinar Bangun saat libur lebaran, Senin (18/6/2018),
"Faktor keselamatan belum menjadi prioritas para pelaku pariwisata danau. Target pendapatan yang dikejar, namun mengabaikan keselamatan."
"Apalagi di musim lebaran, yang berwisata akan bertambah tak terkecuali wisata ke danau (waduk)," ucapnya.
Dia juga melihat, masih banyak ditemukan operasional kapal atau perahu di waduk atau danau yang dikelola perorangan dan kurang memperhatikan aspek keselamatan.
Lanjutnya, seolah hal ini dibiarkan oleh pemda setempat dan bahkan terkadang ditarik pungutan atau retribusi.
Baca juga: 50 Penyelam Dikerahkan Cari Korban Perahu Terbalik di Waduk Kedung Ombo yang Belum Ditemukan
Untuk itu dirinya lebih menyarankan pengelolaan profesional seperti halnya yang dilakukan oleh BUMDes setempat dengan terus melakukan pengawasan.
Terkait pengamanan prosedural, Djoko menganggap ketersinambungan kegiatan sosialisasi penggunaan penggunaan baju penolong (life jacket).
Termasuk untuk kapal penumpang tradisional, setiap pelayar, juga penumpang wajib menggunakan life jacket selama pelayaran.
Aturannya sudah tertuang dari Kementerian Perhubungan, yakni PM Perhubungan Nomor 25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan.
Penyelenggara sarana dan prasarana serta sumber daya manusia bidang transportasi sungai, danau dan penyeberangan. Standar keselamatan bidang transportasi sungai, danau dan penyeberangan merupakan acuan bagi penyelenggara sarana dan prasarana bidang transportasi sungai, danau dan penyeberangan yang meliputi (a) Sumber Daya Manusia; (b) Sarana dan/atau Prasarana; (c) Standar Operasional Prosedur; (d) Lingkungan.
Kronologi Kejadian
Sebuah perahu terbalik di tempat wisata Waduk Kedung Ombo, Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (15/5/2021).
Diduga, perahu tersebut kelebihan muatan sehingga keseimbangannya goyah dan terbalik.
Insiden perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo ini telah dibenarkan Humas Basarnas Jawa Tengah, Zulhawary.
"Kita masih terus memantau dari anggota," ujarnya, Sabtu, dilansir Tribun Solo.
Insiden tersebut bermula saat para wisatawan menaiki perahu pada Sabtu pukul 12.30 WIB.
Mengutip Tribun Solo, perahu yang dinaiki 20 penumpang itu tiba-tiba terbalik sebelum tiba di bagian tengah waduk.
Saat perahu terbalik, sejumlah penumpang berusaha berenang dan berpegangan pada badan perahu.
Tak lama, sejumlah perahu lainnya datang mendekat untuk mengevakuasi korban tenggelam.
Hingga saat ini, lima orang masih dalam pencarian.
Basarnas kirimkan personel
Terkait insiden perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan personel untuk mencari penumpang tenggelam.
Koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta, Arif Sugiarto, mengatakan pihaknya langsung menerjunkan personel ke lokasi kejadian.
"Kami ke lokasi setelah beberapa saat dapat informasi dari Kedung Ombo," terangnya, Sabtu, dilansir Tribun Solo.
Ia menyebut, Basarnas Pos SAR Surakarta membawa sekitar 14 personel serta peralatan lengkap untuk menyelam dan evakuasi.
Daftar penumpang
Sebanyak 20 orang diketahui ada dalam perahu yang terbalik di Waduk Kedung Ombo.
Sebelas orang telah berhasil dievakuasi, sementara lainnya masih dalam proses pencairan.
Berikut daftar penumpang perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo, dikutip dari Tribun Solo:
1. Alya
2. Mustakim
3. Suswanti
4. Laras
5. Supriyadi
6. Andre
Baca juga: Kopi Boyolali Tembus Jerman, Ketua DPD RI Harap Daerah Lain Ikuti Jejak
7. Khoirunisa
8. Rifki Edi
9. Andi
10. Adi
11. Tinuk
12. Siti Mukaromah
13. Wilda
14. Tituk Mulyani
15. Niken Safitri
16. Ana
17. Zamzam
18. Jalal
19. Jalil
20. Desti
Ambulans berjajar di Waduk Kedung Ombo
Pascainsiden perahu terbalik, belasan ambulans terlihat berjajar di Waduk Kedung Ombo, Sabtu sore pukul 15.30 WIB.
Mengutip Tribun Solo, warga sekitar juga tampak mengerumuni lokasi kejadian.
Seorang warga mengatakan, penumpang perahu masih dicari oleh relawan.
"Masih dicari," katanya.
(Tribunnews.com/Chrysnha,Pravitri Retno W)(Tribun Solo/Agil Tri/Mardon Widiyanto)
Update terbaru Perahu Terbalik di Kedung Ombo