4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker, dan Lain-Lain
Asal Usul Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij.
Pada tahun itu juga, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo.
Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu.
Kemudian, berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Pada tanggal 20 Juli 1913, Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" yang memiliki arti "Seandainya aku seorang Belanda".
Ia memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.
Baca juga: Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei, Beserta Cara Meningkatkan Minat Baca
Karena tulisan tersebut, dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka.
Tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di sana Suwandi justru belajar ilmu pendidikan.
Sementara itu, dr. Tjipto dipulangkan ke Hindia Belanda karena sakit.