TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah Hari Kebangkitan Nasional beserta tema peringatan Harkitnas 2021.
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati pada 20 Mei setiap tahunnya.
Seluruh rakyat Indonesia akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-113 besok, Kamis 20 Mei 2021.
Adapun tema Harkitnas tahun 2021 adalah "Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh".
Baca juga: Film Tjoet Nja Dhien Bakal Diputar Ulang di Bioskop Indonesia, Bertepatan Hari Kebangkitan Nasional
Tujuan peringatan 113 tahun Kebangkitan Nasional adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan semangat gotong-royong kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan.
Serta selalu optimis menghadapi masa depan, untuk mempercepat pulihnya bangsa kita dari pandemi Covid-19.
Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang.
Dikutip dari sumbarprov.go.id, Kebangkitan Nasional ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, di antaranya:
1. Sutomo
2. Ir. Soekarno
3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
5. dr. Douwes Dekker, dan Lain-Lain
Asal Usul Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij.
Pada tahun itu juga, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo.
Serikat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu.
Kemudian, berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Pada tanggal 20 Juli 1913, Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" yang memiliki arti "Seandainya aku seorang Belanda".
Ia memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.
Baca juga: Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei, Beserta Cara Meningkatkan Minat Baca
Karena tulisan tersebut, dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka.
Tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di sana Suwandi justru belajar ilmu pendidikan.
Sementara itu, dr. Tjipto dipulangkan ke Hindia Belanda karena sakit.
Tanggal berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2021
Dikutip dari kominfo.go.id, berikut ini rangkaian kegiatan upacara dalam rangka memperingati Harkitnas ke-113:
Upacara bendera memperingati 113 tahun Kebangkitan Nasional yahun 2021 dilaksanakan secara virtual oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan disiarkan langsung secara streaming melalui tautan berikut ---> LINK
Tata Cara Upacara Bendera:
- Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih
- Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
- Mengheningkan Cipta
- Pembacaan Naskah Pancasila
- Pembacaan Naskah Pembukaan UUD 1945
- Pembacaan Naskah Pidato Menteri Komunikasi dan Informatika RI
- Pembacaan Doa
(Tribunnews.com/Yurika)