"Kenapa harus nasionalis karena sejarah pemilu dari Indonesia merdeka hingga hari ini, pemenang pemilu selalu figur nasionalis. Terakhir misal Jokowi. Kedua, Cawapres harus religius sebagai penyeimbang," katanya.
Apalagi kata Noel, suara pemilih pemula pada Pilpres 2024 meningkat tajam.
Suara kaum milenial ini hanya akan memilih capres dan Cawapres yang mewakili atau representasi mereka.
Karena itu kata Noel, duet Ganjar dan Sandiaga memiliki peluang terbesar untuk maju dan memenangi kompetisi 2024.
Meskipun demikian kata Noel keputusan keduanya maju dalam Pilpres 2024 sangat bergantung pada partai politik masing-masing.
Meskipun demikian kata Noel, apabila elektabilitas kedua tokoh tersebut tinggi, maka kemungkinan besar akan dicalonkan pada Pilpres mendatang.
"Duet maut Nasionalis Religius. Ini pilihan terbaik buat rakyat. Saya yakin pemilu 2024 tidak akan terlalu keras, tidak membelah sekali seperti 2014 dan 2019," ujarnya.
Baca juga: Kata PDIP Jika Ganjar Pranowo Diusung Partai Lain Jadi Capres: Ya Monggo, Kalau Orangnya Mau
2. Rudyatmo
Masih dari Tribunnews.com, mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo ikut memberikan pandangannya terkait polemik Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan partainya baru-baru ini.
Menurut Rudy, Ganjar bukan orang yang bodoh dalam dunia partai.
Hal ini diungkap oleh Rudy dalam tayangan Kompas Petang, Kompas Tv, Senin (24/5/2021).
Rudy menilai, Ganjar bukan orang yang bodoh dalam partai karena memahami segala mekanisme partai.
Rudy mengatakan, Ganjar tidak akan maju ke pemilihan calon presiden 2024 jika tidak ada mandat dari Ketua Umum Partai PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Keputusan maju atau tidaknya Ganjar dalam pemilihan capres di Pilpres 2024 ada di tangan Megawati.