Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2021 bertemakan “Decade on Ecosystem Restoration 2021-2030” diperingati seluruh penjuru dunia oleh berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki dan melindungi lingkungan di berbagai negara.
Sebagai negara dengan wilayah hutan tropis, Pemerintah bersama sektor swasta berusaha meningkatkan kesadaran publik untuk mengerem laju deforestas hingga upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, dan mendorong pelaku bisnis menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.
Direktur Tropical Forest Alliance (TFA) untuk Asia Tenggara, Rizal Algamar mengatakan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia menjadi momentum tepat untuk mengambil peranan dan mendorong aksi kolektif bersama-sama untuk mencapai tujuan perubahan iklim di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Dia mengatakan, TFA selama ini turut berperan dalam dalam program aksi kolektif bersama memperkuat dan membuka dialog antara produser dan pembeli, mendorong kerjasama antara pemangku kepentingan agar dapat menyusun suatu kerangka strategis untuk akselerasi pencapaian pembangunan rendah karbon.
"TFA bersama para mitra juga menyusun berbagai studi yang berbasis data dan fakta agar dapat menggambarkan upaya transformasi bisnis dalam rangka ikut serta dalam bergotong-royong untuk pembangunan yang berkelanjutan," ujarnya.
Baca juga: Tempat Nongkrong yang Instagramble di BSD City Serasa Bali
Dia mengatakan, perlindungan dan kesehatan lingkungan merupakan isu global yang selalu menjadi sorotan karena mempengaruhi kesejahteraan dan pembangunan ekonomi di seluruh dunia.
Mengutip data IUCN, lebih dari 80 persen proses ekologi di dunia akan terdampak oleh perubahan iklim dan sekitar 37 persen upaya mitigasi untuk memenuhi tuntutan pembatasan kenaikan suhu di bawah 2 derajat celcius yang tertera di dalam Kesepakatan Iklim Paris (Paris Climate Agreement) merupakan solusi berbasis lingkungan.
Di hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini PBB telah memulai sebuah misi global untuk menghidupkan kembali miliaran hektar hutan dan lahan pertanian di berbagai wilayah dalam skala global.
Misi ini untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan, serta beralih dari eksploitasi alam ke memulihkan alam.
Baca juga: Pramono Anung Gunting Pita Pameran Lukisan Bulan Bung Karno
"Tidak semua aksi global saja yang harus kita lakukan," ujarnya.
Kita sebagai individu maupun keluarga juga bisa melakukan aksi serupa dengan melakukan berbagai tindakan kecil seperti memelihara tanaman dan menanam pohon, penghijauan di berbagai tempat di wilayah rumah, lingkungan serta perkotaan.
Peran lainnya yang bisa dijlaankan oleh setiap individu adalah menghidupkan kembali kebun dan lahan hijau, atau membersihkan sampah di sepanjang sungai dan pantai-pantai serta merubah pola konsumsi kita dan penggunaan plastik.
"Krisis iklim adalah tantangan yang menentukan untuk generasi kita. Tahun 2021-2030 merupakan dekade gotong royong untuk restorasi ekosistem agar kita dapat mengatasi krisis iklim untuk masa depan generasi yang akan datang," ujar Rizal.