TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Sosial terus meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadi bencana di selatan Pulau Jawa.
Kemensos membekali masyarakat di kawasan tersebut dengan mendirikan dan memperkuat Kampung Siaga Bencana (KSB).
Kemensos juga akan menggandeng Komando Pasukan Khusus (Kopasus) untuk pelatihan penanganan bencana.
Baca juga: Kisah Prajurit TNI AD Bertugas di Lokasi Bencana, Tetap Jalin Silaturahmi Meski Telah Kembali
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan, Kemensos terus meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana di kawasan rawan bencana, khusunya di Selatan pulau Jawa.
"Saya sudah dua kali video conference dengan kepada dinas sosial yang daerahnya rawan bencana. Termasuk dengan kepala daerah di kawasan selatan Jawa Timur," ujar Risma melalui keterangan tertulis, Senin (7/6/2021).
Kesiagaan Kemensos tidak lepas dari sinyalemen yang disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam webinar kajian dan mitigasi gempabumi dan tsunami di Jawa Timur, akhir Mei lalu.
"Saya sudah perintahkan staf saya untuk terus membantu pemda di selatan Jawa, dari Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang Selatan, Lumajang, sampai Banyuwangi," ucap Risma.
Baca juga: Potensi Tsunami di Jatim Mendadak Ramai Diperbincangkan di Medsos, Begini Penjelasan BMKG
Risma mengatakan berdasarkan penelitian dan pemodelan BMKG, wilayah selatan Jawa Timur menyimpan potensi bencana gempa bumi yang cukup besar.
Namun, belum ada alat yang memprediksi secara tepat kapan bencana tersebut akan terjadi.
Mengantisipasi hal ini, langkah terbaru Kemensos adalah dengan membentuk dua KSB di Kabupaten Lumajang di Lapangan Desa Bulurejo, Tempursari, Lumajang (22/5/2021).
Baca juga: Jatim Berpotensi Gempa Berkekuatan M 8,9 dan Tsunami 29 Meter, Warga Tingkatkan Mitigasi
Potensi bencana di Kabupaten Lumajang sangat besar, yakni tsunami karena berada di jalur pantai selatan, dan erupsi gunung berapi dari Gunung Semeru.
Dalam satu kelompok KSB terdapat sekitar 60 warga yang ditunjuk menjadi anggota KSB.
Mereka dibekali sejumlah pelatihan mitigasi bencana, seperti pemetaan potensi bencana, pemetaan sumber daya, pelatihan dasar pertolongan pertama dan evakuasi, keposkoan, hingga dapur umum.