TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara G7 yang terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa akan menggelar KTT Pemimpin G7 di Cornwall pada 11 hingga 13 Juni, dimana Inggris akan menjadi tuan rumah.
Jelang KTT Pemimpin, para Menteri negara G7 telah bertemu untuk membahas kesepakatan tentang perpajakan perusahaan multinasional.
Keputusan ini membuat perusahaan bertanggung jawab atas dampak lingkungan mereka, serta berbagi informasi penting tentang kesehatan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, Inggris menggunakan Kepresidenan G7-nya untuk meningkatkan kesehatan global, mengatasi perubahan iklim dan membuat dunia agar lebih adil dan lebih sejahtera.
“Ini bukan hanya pembicaraan, ini adalah pertemuan yang benar-benar substantif dengan tindakan nyata yang disepakati untuk membuat perubahan nyata,” kata Owen dalam keterangannya, Rabu (9/6/2021).
Owen mengakui, sangat benar bahwa perusahaan-perusahaan multinasional besar harus membayar pajak di setiap negara dimana mereka membuat keuntungan.
Perusahaan seperti Google, Facebook dan Amazon semuanya telah menyatakan dukungannya.
Owen mengatakan dengan cara yang sama juga, perusahaan-perusahaan harus memberi tahu tentang dampak lingkungan yang dihasilkan mereka.
Hal itu menjadikan mereka fokus pada masalah utama, dan memungkinkan para investor dan konsumen menggunakan data tersebut untuk membuat keputusan.
Baca juga: G7: Ratusan Mantan Pemimpin Dunia Desak Negara Kaya untuk Bantu Vaksinasi Negara-negara Miskin
"Demikian juga, mengetahui siapa yang memiliki perusahaan apa, dengan memiliki registrasi yang jelas dan efektif, merupakan kemajuan besar untuk meminimalisir korupsi dan penipuan”, ujar Owen.
Owen menambahkan, dalam pemulihan dari COVID-19, sangat baik bahwa G7 mengambil langkah-langkah untuk membawa kekuatan keuangan IMF dan Bank Dunia untuk membantu negara-negara berkembang.
Koordinasi yang lebih besar dalam uji klinis, sertifikat vaksin, berbagi data kesehatan, dan bekerja untuk mendeteksi ancaman kesehatan global sedini mungkin menurutnya adalah hal yang cerdas dan benar untuk dilakukan.
"Negara-negara G7 setuju untuk mengikuti jejak Inggris dalam berbagi surplus vaksin dengan negara-negara berkembang melalui COVAX," lanjut Owen.
Menteri-Menteri Keuangan G7 menyetujui dukungan untuk negara-negara termiskin dan paling rentan saat mereka mengatasi tantangan kesehatan dan ekonomi yang terkait dengan COVID.
Termasuk reformasi pajak global yang berarti raksasa teknologi multinasional terbesar akan membayar pajak setidaknya 15% di negara tempat mereka beroperasi.
Negara G7 juga mewajibkan Pelaporan iklim , dimana semua perusahaan harus melaporkan dampak iklim dari keputusan investasi mereka; dan menyetujui langkah-langkah untuk menindak hasil kejahatan lingkungan.
“Setelah minggu ini, perhatian akan beralih ke G20 dimana Indonesia memiliki peran penting. Saya berharap Indonesia akan setuju dan mendukung langkah-langkah ini dan mendukung kami dalam memaksimalkan dampaknya”, tutup Owen.
Menteri-Menteri Kesehatan G7 juga setuju uuntuk menyelesaikan perjanjian internasional baru yang dapat mempermudah dan mempercepat berbagi informasi hasil uji coba vaksin dan pengobatan untuk mengatasi COVID-19 dan mencegah ancaman kesehatan di masa depan.
G7 adalah satu-satunya forum di mana masyarakat paling berpengaruh dan terbuka serta ekonomi maju di dunia disatukan untuk diskusi erat.
"Inggris juga telah mengundang para pemimpin dari Australia, India, Afrika Selatan dan Republik Korea untuk hadir sebagai negara tamu tahun ini, untuk memperdalam keahlian dan pengalaman bagi semuanya," ujar Owen.