News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peneliti Ungkap Nilai Keagamaan Berperan Penting Jaga Kelestarian Tradisi Lisan Masyarakat Ngapak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNNEWS.COM – Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tradisi dan budaya masing-masing yang masih dilestarikan oleh masyarakat lokal. Tradisi yang terus dilestarikan tersebut membuat corak keberagaman Indonesia semakin indah untuk dinikmati dan perlu dijaga keharmonisannya. 

Salah satu daerah yang masih kental dalam menjaga tradisi budaya yakni Jawa Tengah. Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dalam riset bertajuk “Nilai-nilai Pendidikan Agama dalam Tradisi Lisan pada Masyarakat Berbahasa Ngapak di Provinsi Jawa Tengah” terungkap jika salah satu kebudayaan yang masih lestari hingga saat ini adalah tradisi lisan. 

Tradisi lisan merupakan kegiatan budaya tradisional suatu komunitas yang diwariskan secara turun temurun antar generasi dengan memanfaatkan media lisan. Biasanya, tradisi lisan mewarisi berbagai cerita yang berkembang di masyarakat lokal, misalnya tentang uraian geneologis, mitos, legenda, dongeng, dan cerita kepahlawanan. 

Uniknya, dalam penelitian tersebut terungkap bahwa nilai-nilai keagamaan Islam turut berkontribusi terhadap kelestarian tradisi lisan masyarakat ngapak Jawa Tengah.

Tradisi lisan dan hubungan dengan Agama Islam

Dalam penelitian tersebut secara rinci dijelaskan bahwa beberapa tradisi lisan yang berkembang: Begalan dari Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap, sangat kental dengan nilai-nilai pendidikan Islam seperti tauhid, ibadah, akhlak, dan pendidikan masyarakat. 

Lebih rinci Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang menjelaskan, tauhid yang dimaksud dalam tradisi Begalan berkaitan dengan rukun iman.

Di antaranya adalah iman kepada Allah dan kitab-kitab yang disimbolkan dengan cething, dan iman kepada hari akhir/kiamat yang disimbolkan dengan kendhil.

Selain itu dalam tradisi begalan hadir juga nilai pendidikan ibadah, nilai pendidikan akhlak, hingga nilai pendidikan kemasyarakatan.

Selain tradisi begalan, adapula pula tradisi Jamjaneng dari Kabupaten Kebumen. Tradisi ini mengumandangkan syair-syair ini kental akan nilai-nilai pendidikan agama Islam, seperti ketauhidan, sejarah nabi, keikhlasan, rukun Islam serta ibadah lain seperti sholat, zakat, dan puasa. 

Selain sarat nilai keagamaan, kesenian di atas juga mengajarkan setiap orang untuk tetap berbakti orang tua, terus menuntut ilmu, serta yang tidak kalah penting: tentang nilai kebangsaan (Pancasila). 

Faktor penghambat dan pendukung kelestarian tradisi lisan 

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dalam risetnya menyebutkan, ada dua hal yang harus mendapatkan perhatian berbagai pihak agar tradisi lisan terus lestari, yakni faktor penghambat dan faktor pendukung. 

Para peneliti menemukan faktor penghambat muncul dari kepercayaan masyarakat yang masih menganggap bahwa kesenian tersebut adalah haram dan musrik. 

Tidak hanya itu, kurangnya minat masyarakat untuk menanggap kesenian tradisional juga menjadi kendala tersendiri untuk kelestarian sebuah tradisi. Menurut para peneliti, kurangnya minat menanggap kesenian tradisional disebabkan biaya pertunjukkan yang tergolong mahal.

Hal lain kurangnya minat generasi muda untuk menekuni kesenian tradisional di tengah kemajuan zaman. Faktor keterbatasan sarana dan prasarana juga turut berkontribusi dalam menghambat seni tradisi untuk terus lestari.

Terakhir, minimnya pendidikan yang mengajarkan kebudayaan ditambah dengan sumber daya manusia (SDM) yang kurang berkompeten juga menjadi kendala tersendiri bagi kelestarian tradisi lisan. 

Meskipun begitu, para peneliti menyebutkan ada pula faktor pendukung yang menyebabkan tradisi lisan terus lestari hingga saat ini.

Misalnya saja adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat yang berupa kegiatan pengembangan kebudayaan maupun fasilitasi, masih terdapat seniman yang mau menurunkan atau mewarisi ilmu mereka ke generasi selanjutnya, dukungan program revitalisasi kesenian tradisional yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta peran Kementerian Agama yang siap untuk selalu memberikan penyuluhan sesuai dengan tupoksinya kepada para pegiat seni.

Empat rekomendasi agar tradisi lisan terus lestari 

Para peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang menyebutkan ada empat rekomendasi yang harus dilakukan agar tradisi lisan tetap lestari. 

Pertama, tradisi lisan yang potensial bagi generasi muda perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran pada Muatan Lokal Sekolah maupun program Ekstrakurikuler sehingga bisa menjadi alternatif pembelajaran Tradisi Lisan Bermuatan Pendidikan Agama.

Kedua, Kementerian Agama Republik Indonesia perlu meningkatkan Program Dakwah Kultural dengan memasukkan kandungan kearifan budaya melalui penentuan tema-tema nilai-nilai pendidikan agama pada khutbah/ceramah agama.

Ketiga, pemerintah daerah perlu mengadakan festival tradisi lisan untuk memasyarakatkan tradisi lisan bernuansa nilai-nilai pendidikan agama; serta memberikan perhatian kepada para pegiat seni dan budaya dengan memberikan fasilitas pelatihan-pelatihan.

Terakhir, perlunya sinergisitas antara pemangku kepentingan di daerah terkait pelestarian kesenian tradisi lisan yang di dalamnya memiliki nilai-nilai adiluhung yang selaras dengan nilai-nilai pendidikan agama, dalam hal ini adalah pemerintah daerah, Kementerian Agama, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini