TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam bidang pangan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Penandatangan MoU dilakukan Ketua Umum Pengurus Pusat MUI KH Miftachul Akhyar dan Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (22/6/2021).
KH Miftachul Akhyar mengatakan kolaborasi ini merupakan bentuk dakwah MUI dan ACT.
"Ini langkah yang cerdas, yang mana ACT selalu menyediakan tempat bagi umat yang membutuhkan. Kita terus mengisinya dengan gerakan-gerakan umat. Bagi kami, ini sekaligus dakwah," ucap Miftachul di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (22/6/2021).
Melalui MoU ini, ACT berada di bawah pengayoman MUI dalam aktualisasi program-program kemanusiaan di bidang pangan, pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Baca juga: Maruf Amin Minta LPPOM MUI dan BPJPH Sepakati Satu Sertifikat Halal yang Diterima Internasional
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin mengatakan MUI dan ACT terpanggil melakukan kolaborasi untuk peningkatan peran umat Islam dalam agenda kemanusiaan.
Program-program itu antara lain wakaf.
Saat ini, ada sejumlah program wakaf yang telah dilakukan bersama MUI salah satunya di bidang pangan.
“Mengapa pangan? Dampak pandemi yang paling signifikan secara global adalah pangan. Kami merancang program pangan sampai hilir, hulu wakaf pangan produktif, wakaf sawah produktif," tutur Ahyudin.
Ahyudin mengatakan pihaknya saat ini melakukan permodalan petani. ACT juga sedang mengelola air minum wakaf gratis.
Saat ini sinergi yang dilakukan antara MUI dan ACT, kata Ahyudin, akan semakin besar dan masif.