Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM - Pemulihan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia terus berlanjut, walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkontraksi di Triwulan I 2021 sebesar -0,74 persen year on year.
Di sisi eksternal, pulihnya permintaan global meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi Tiongkok dan Amerika, dengan disertai harga komoditas dunia yang meningkat dan perbaikan kinerja ekspor daerah.
Berdasarkan komoditas, Indonesia adalah produsen terbesar nikel primer dunia dengan posisi Indonesia pada pasar Nikel global sebagai produsen nikel “Nickel pig Iron”(NPI) terbesar dengan cakupan 27% menggantikan China dipasar global.
Salah satu pusat episentrum nikel di Indonesia berada di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Sebagai Obyek Srategis Nasional, di Morowali terdapat 28 perusahaan tambang nikel dan turunannya dengan serapan 40.000 tenaga kerja dengan 5000 diantaranya tenaga kerja asing.
Dalam rangka studi lapangan isu strategis nasional, rombongan Lemhannas PPRA LXII 2021 melakukan kunjungan ke Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park sebagai salah satu prospek program objek vital nasional (Obvitnas).
Baca juga: Bahas soal Papua, Pansus Otsus Raker Bareng Kabais TNI, Wakabin, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas
Mewakili Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) AgusWidjojo, yang sebelumnya dikabarkan akan berkunjungan ke PT IMIP, pimpinan rombongan Mayjen TNI Fajar Setyawan mengatakan, studi lapangan isu strategis nasional yang dilakukan oleh para peserta PPRA LXII tahun 2021 ini merupakan peningkatan kapasitas para kader pemimpin-pemimpin nasional terhadap isu-isu strategis nasional.
Baca juga: Lemhanas Kembali Gelar FGD Kedua Jelang Seminar Nasional PPRA LXII, Ini Hasil-hasilnya
Apalagi, kata Mayjen TNI Fajar Setyawan, posisi Kawasan Industri PT IMIP sebagai Obvitnas tentunya sangat menunjang program ini.
Kehadiran peserta PPRA LXII tahun 2021 di PT IMIP ini, sebagai bentuk peningkatan pemahaman terhadap isu-isu strategis nasional yang sangat dibutuhkan oleh para kader.
"Sehingga para kader memiliki kemampuan berpikir yang komprehensif, holistik dan integral, terhadap isu-isu strategis yang berkembang dan prospek objek vital nasional, potensi budaya dan produk unggulan daerah dalam rangka membantu pembangunan nasional,” urai Mayjen TNI Fajar Setyawan, saat melakukan audiensi bersama dengan manajemen PT IMIP, di ruang meeting kantor PT IMIP.
Selain itu, kata dia lagi, para peserta juga akan menggali beragam informasi yang berkaitan manfaat dan seberapa besar dukungan iklim investasi di kawasan industri PT IMIP, terhadap pembangunan di Morowali.
Selain itu, kata dia, juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklim investasi di kawasan industri PT IMIP atas peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah di Morowali dan Indonesia secara luas.
“Kami berharap, manajemen PT IMIP yang hadir hari ini memberikan gambaran kepada kami tentang pengaruh iklim investasi di kawasan industri PT IMIP atas peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah tentunya,” jelas Mayjen TNI Fajar Setyawan.
Di tempat yang sama, Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja mengatakan, para investor yang telah mempercayakan investasi mereka kepada kawasan industri ini, tentunya juga berharap ada sebuah jaminan keamanan dari pemerintah agar mereka bisa nyaman berinvestasi di daerah ini.
Peran ini, kata dia, tentu saja diharapkan semua pihak dapat terlibat termasuk di dalamnya lembaga negara seperti Lemhannas RI ini.
“Pada prinsipnya kita sebagai entrepreneur berharap hal-hal yang berkaitan dengan iklim investasi bisa mendapat kajian yang lebih kompleks dari lembaga negara. Kami punya kendala apa, ada persoalan apa, sebenarnya tidak lain tidak bukan supaya kami ini aman dan nyaman berinvestasi, bekerja untuk daerah dan negara ini,” urainya.
Selain melihat proses rantai produksi di Kawasan Industri PT. IMIP, Salah satu kegiatan lainnya dalam kunjungan ini adalah melakukan FGD dengan tujuan untuk menggali lebih dalam, sejauh mana penanganan isu-isu strategis nasional Di Kab. Morowali sehingga dapat mendukung keberlangsungan Pembangunan Nasional.