News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Daftar Sebaran 211 Kasus Corona Varian Baru di Indonesia, 80 Varian Delta Ditemukan di Jawa Tengah

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Balitbangkes Kemenkes mencatat ada 211 kasus corona varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, berikut daftarnya.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat setidaknya ada 211 kasus virus corona varian baru yang sudah masuk ke Indonesia.

Varian baru tersebut terdiri dari varian Alpha atau B.1.1.7 asal Inggris, varian Beta varian Beta atau B.1.351 asal Afrika Selatan dan varian Delta atau B.1.617 dari India.

Dikutip dari laman Balitbangkes, dari ketiga varian tersebut, varian Delta mendominasi di Indonesia.

Catatan terbaru, ada sekira 160 varian Delta yang ditemukan di Indonesia hingga 20 Juni 2021.

Sementara, 80 kasus varian Delta tersebut tercatat berada di Jawa Tengah.

Baca juga: Penjelasan Terkait Varian Delta dan Gejalanya, Disebut Lebih Menular dari Covid-19 di Awal Pandemi

Berikut daftar wilayah di Indonesia yang terdeteksi adanya kasus virus corona varian baru per 20 Juni 2021:

Varian Delta Total 160 Kasus

1. DKI Jakarta
Ditemukan 57 kasus

2. Jawa Tengah
Ditemukan 80 kasus

3. Jawa Timur
Ditemukan 10 kasus

4. Kalimantan Tengah
Ditemukan 3 kasus

5. Kalimantan Timur
Ditemukan 3 kasus

6. Sumatera Selatan
Ditemukan 3 kasus

7. Banten
Ditemukan 2 kasus

8. Jawa Barat
Ditemukan 1 kasus

9. Gorontalo
Ditemukan 1 kasus

Balitbangkes Kemenkes mencatat ada 211 kasus corona varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, berikut daftarnya.

Varian Alpha Total 45 Kasus

1. DKI Jakarta
Ditemukan 33 kasus

2. Jawa Barat
Ditemukan 2 kasus

3. Jawa Timur
Ditemukan 2 kasus

4. Sumatera Utara
Ditemukan 2 kasus

5. Bali
Ditemukan 1 kasus

6. Kalimantan Selatan
Ditemukan 1 kasus

7. Jawa Tengah
Ditemukan 1 kasus

8. Sumatera Selatan
Ditemukan 1 kasus

9. Kepulauan Riau
Ditemukan 1 kasus

10. Riau
Ditemukan 1 kasus

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Disebut Lebih Menular dan Berbahaya Dibandingkan Alpha

Varian Beta Total 6 Kasus

1. DKI Jakarta
Ditemukan 4 kasus

2. Jawa Timur
Ditemukan 1 kasus

3. Bali
Ditemukan 1 kasus

Varian Delta Miliki Tingkat Penularan 40-70 Persen Lebih Tinggi dari Alpha

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menilai, peningkatan kasus akibat virus corona varian Delta semakin tajam.

Terbukti, virus tersebut kini merebak berkali-kali lipat setelah pertama kali ditemukan pada Januari 2021 lalu.

"Peningkatan kasus dari varian delta ini meningkat tajam, kita peertama kali menemukan bulan Januari 2021, tapi dari bulan ke bulan naiknya cukup signifikan."

"Sebulan berikutnya naik terus sampai saat inisudah mencapai lebih dari 100," kata Prof Amin, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (17/6/2021).

Bahkan, Prof Amin menilai angka tersebut akan terus naik karena beberapa daerah masih mengolah datanya.

ILUSTRASI varian baru virus corona (The Scotsman)

"Bahkan kita belum memasukkan angka dari Jawa Timur, karena masih diolah," katanya.

Prof Amin pun mengatakan, virus corona varian delta ini memiliki kecepatan penularan berkali-kali lipat.

Dibanding dengan varian alpha, Prof Amin menyebut virus corona varian delta ini lebih cepat hingga 40-70 persen.

"Varian delta ini memiliki kecepatan penularan 40-70 persen lebih tinggi dari alpha, sementara varian alpha itu 40-70 persen lebih tinggi dari virus corona biasa."

"Jadi memang dibanding dengan varian biasa itu jauh lebih cepat," ungkapnya.

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai dari Virus Corona Varian Delta

Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, penemuan varian baru asal India di Kudus sangat serius.

Pasalnya, Dicky menyebut, varian delta tersebut sudah mendekati virus dengan kategori super strain.

"Ini sangat serius, kategori varian delta ini tampaknya mendekati super strain, karena 3 kriteria secara epidemiologi sudah dipenuhi walaupun belum maksimal di salah satunya," kata Dicky, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Minggu (13/6/2021).

Di kriteria pertama, Dicky mengatakan, varian delta lebih cepat menular hingga 80 persen.

Bahkan, varian alpa penularannya sudah lebih menular hingga 50 persen dari virus corona asal Wuhan, China.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

"Pertama cepat menular, ada yang menyebutkan lebih cepat menular lebih dari 80 persen."

"Padahal varian alpa sudah 50 persen lebih cepat menular dari pada aslinya," kata Dicky.

Kemudian, di kriteria kedua, Dicky mengatakan varian delta bisa membuat pasien yang terinfeksi lebih parah.

Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya

Akibatnya, pasien yang terinfeksi lebih besar kemungkinannya untuk masuk ke rumah sakit.

Dicky menganalogikan, tingkat pasien masuk ke rumah sakit akibat varian delta lebih besar 2,5 kali lipat daripada varian alpa.

Sementara, tingkat pasien masuk ke rumah sakit akibat varian delta lebih besar hingga 4 kali lipat dari virus corona asal Wuhan.

Terakhir, Dicky membeberkan, varian delta ini bisa mensiasati imunitas dalam tubuh manusia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Pemerintah Kabupaten Kudus, Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara), RS Kumala Siwi Mijen, dan Pura Group berkolaborasi dalam menyelenggarakan program vaksinasi Covid-19 pada tanggal 12, 14, dan 15 Juni 2021. Vaksinasi diselenggarakan di Pura Group Kawasan V Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Ist)

Bahkan, bagi mereka yang sudah pernah vaksinasi maupun yang belum pernah terkena Covid-19 sama sekali.

Untuk itu, Dicky mengatakan, pemerintah harus segera meningkatkan antisipasi untuk melawan varian delta ini.

Baca juga: India Kerahkan Tentara untuk Menahan Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19

Sebab, menurut Dicky, varian delta ini membutuhkan waktu sekira 5-6 bulan untuk merebak secara luas.

"Artinya kita harus manfaatkan peluang ini untuk antisipasi dan mitigasi."

"Karena updatenya belum ada negara yang berhasil meredam dampak dari varian delta ini," pungkas Dicky.

(Tribunnews.com/Maliana)

Simak Berita Virus Corona Lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini