TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, masuk dalam daftar calon duta besar (dubes) RI.Dalam daftar yang memuat 33 nama tersebut, Fadjroel diusulkan menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tazikistan.
Dilansir Tribunnews, Fadjroel tak membantah dirinya ditunjuk menjadi calon Dubes RI.
"Apapun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel, Jumat (25/6/2021).
"Karena tugas negara adalah tugas mulia, di manapun, untuk kejayaan negara dan bangsa menuju Indonesia Maju," imbuhnya.
Baca juga: Respons Fadjroel Rachman Soal Namanya Masuk Daftar Calon Dubes: Tugas Dari Jokowi Adalah Anugerah
Baca juga: POPULER NASIONAL Klaim Qodari soal Wacana Jokowi 3 Periode | Daftar 33 Calon Dubes RI
Profil Fadjroel Rachman
Fadjroel Rachman lahir di Banjarmasin, Kalimatan Selatan pada 17 Januari 1964.
Dilansir Tribunnews, Fadjroel ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2019.
Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.
Namun, hampir delapan bulan setelahnya, Fadjroel kemudian dipercaya sebagai Komisaris PT Waskita Karya.Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 5 Juni 2020.
Fadjroel bukanlah wajah lama di lingkaran kekuasaan.
Ia sempat menjadi relawan pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014.
Dikutip dari Kompas.com, Fadjroel merupakan aktivis 1998 yang terlibat dalam demonstrasi menuntut penurunan Presiden Soeharto.
Baca juga: Fadjroel Rachman Tegaskan Masa Jabatan Presiden Hanya 2 Periode
Baca juga: DAFTAR Relawan Jokowi yang Diangkat jadi Komisaris BUMN: Fadjroel Rachman, Ulin Yusron, Abdee Slank
Ia pernah merasakan dinginnya lantai penjara pada era Orde Baru.
Ketika itu, Fadjroel mendekam di Nusa Kambangan sebagai tahanan politik.
Satu di antara aksi Fadjroel yang mengkritik Orde Baru adalah Gerakan Lima Agustus ITB (1989).
Tak hanya itu, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia juga dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.
Pada 2009 silam, Fadjroel pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) independen.
Namun, upayanya gagal karena uji materi terkait capres dari jalur independen ditolak di Mahkamah Konstitusi (MK).
Mengutip situs resmi PT Waskita Karya, Fadjroel mendapat gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1995.
Sebelumnya, Fadjroel sempat berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Kimia.
Tetapi, ia dikeluarkan di tahun 1989 karena terlibat Gerakan Lima Agustus ITB tahun 1989. Kemudian, atas rekomendasi jurnalis senior Mochtar Lubis, Fadjroel kuliah di Universitas Indonesia (UI).
Baca juga: 5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah
Baca juga: Reshuffle? Fadjroel Sebut Hanya Jokowi dan Allah yang Tahu
Lulus Strata 1, Fadjroel mendapat gelar Magister Hukum Ekonomi UI.
Kemudian di tahun 2015, ia meraih gelar Doktor Ilmu Komunikasi UI.
Daftar 33 Calon Dubes RI
1. Ade Padmo Sarwono
Untuk Kerajaan Yordania Hashimiah merangkap Palestina, berkedudukan di Amman (KARIR)
2. Bebeb A.K. Djundjunan
Untuk Republik Yunani, berkedudukan di Athena (KARIR)
3. Tatang B.U. Razak
Untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Barbados dan Federasi Saint Kitts dan Nevis, berkedudukan di Bogota (KARIR)
4. Pribadi Sutiono
Untuk Republik Slowakia, berkedudukan di Bratislava (KARIR)
Baca juga: Jubir Istana Fadjroel Rachman Minta Masyarakat Belajar dari Media Soal Cara Mengkritik Pemerintah
Baca juga: Fadjroel Rachman: Presiden Jokowi Tegak Lurus kepada UUD 1945
5. Siswo Pramono
Untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, berkedudukan di Canberra (KARIR)
6. Triyogo Jatmiko
Untuk Republik Persatuan Tanzania, merangkap Republik Burundi dan Republik Rwanda, berkedudukan di Dar Es Salaam (KARIR)
7. Heru Subolo
Untuk Republik Rakyat Bangladesh merangkap Republik Demokratik Federal Nepal, berkedudukan di Dhaka (KARIR)
8. Okto Dorinus Manik
Untuk Republik Demokratik Timor-Leste, berkedudukan di Dili (KARIR)
9. Mayjen TNI Gina Yoginda
Untuk Republik Islam Afghanistan, berkedudukan di Kabul NON (KARIR)
10. Sunarko
Untuk Republik Sudan, berkedudukan di Khartoum (KARIR)
11. Dewi Tobing
Untuk Sri Lanka merangkap Republik Maladewa, berkedudukan di Kolombo (KARIR)
12. Lena Maryana Mukti
Untuk Kuwait, berkedudukan di Kuwait City (NON KARIR)
13. Ghafur Akbar Dharmaputra
Untuk Ukraina merangkap Republik Armenia, dan Georgia, berkedudukan di Kyiv (KARIR)
14. Rudy Alfonso
Untuk Republik Portugal, berkedudukan di Lisabon (NON KARIR)
15. Muhammad Najib
Untuk Kerajaan Spanyol merangkap United Nations World Tourism Organization (UNWTO) berkedudukan di Madrid (NON KARIR)
16. Ardi Hermawan
Untuk Kerajaan Bahrain, berkedudukan di Manama (KARIR)
17. Agus Widjojo
Untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall Islands dan Republik Palau, berkedudukan di Manila (NON KARIR)
18. Ina Hagniningtyas Krisnamurthi
Untuk Republik India merangkap Kerajaan Bhutan, berkedudukan di New Delhi (KARIR)
19. Fadjroel Rachman
Untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, berkedudukan di Nur-Sultan (NON KARIR)
20. Daniel TS Simanjuntak
21. Mohamad Oemar
Untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andorra, Kepangeranan Monako, dan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), berkedudukan di Paris (KARIR)
22. Abdul Aziz
Untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organization of Islamic Cooperation (OIC), berkedudukan di Riyadh (NON KARIR)
23. Muhammad Prakosa
Untuk Italia merangkap Republik Malta, Republik Siprus, Republik San Marino, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund and Agricultural Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT), dan berkedudukan di Roma (NON KARIR)
24. Gandi Sulistiyanto Soeherman
Untuk Republik Korea, berkedudukan di Seoul (NON KARIR)
25. Zuhairi Misrawi
Untuk Republik Tunisia, berkedudukan di Tunis (NON KARIR)
26. Anita Lidya Luhulima
Untuk Republik Polandia, berkedudukan di Warsawa (KARIR)
27. Rosan Perkasa Roeslani
Untuk Amerika Serikat, berkedudukan di Washington D.C. NON (KARIR)
28. Fientje Suebu
Untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, dan Kepulauan Cook dan Niue, berkedudukan di Wellington (KARIR)
29. Damos Dumoli Agusman
Untuk Republik Austria merangkap Republik Slovenia, United Nations Office at Vienna (UNOV) yang terdiri dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL), United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), International Atomic Energy Agency (IAEA), Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-TestBan Treaty Organization (CTBTO), OPEC Fund for International Development (OFID) dan International Anti-Corruption Academy (IACA), berkedudukan di Wina (KARIR)
30. Suwartini Wirta
Untuk Republik Kroasia, berkedudukan di Zagreb (KARIR)
31. Derry M.I. Amman
Untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), berkedudukan di Jakarta (KARIR)
32. Arrmanatha Nasir
Untuk Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya, berkedudukan di New York (KARIR)
33. Febrian A. Ruddyard
Untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Trade Organization (WTO), dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, berkedudukan di Jenewa
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fransiskus Adhiyuda/Chaerul Umam, Kompas.com/Muhammad Idris)