Dikutip dari Quraishshihab.com, sejak kecil, Quraish Shihab sudah tertarik dengan ayahnya tentang Alquran lantaran didikan dari ayahnya.
Selepas menyelesaikan pendidikan dasar di Ujung Pandang, Quraih Shihab bersekolah ke Malang.
Ia juga belajar di Pondok Pesantren Darul-Hadits al-Faqihiyyah selama 2 tahun di bawah bimbingan Habib Abdul Qadir BilFaqih.
Pada 1958, ia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di Kelas II Tsanawiyah al-Azhar.
Baca juga: Quraish Shihab Beri Pujian Dengar Cerita Baim Wong Tentang Rahasia Keharmonisan Rumah Tangganya
Tahun 1967, ia meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin – Jurusan Tafsir dan Hadits – Universitas al-Azhar.
Setelah itu, ia melanjutkan ke tingkat magister di 2-2 dan meraih Gellar MA pada tahun 1969 untuk spesialisasi bidang Tafsir al-Qur'an.
Tak berhenti di situ, Quraish Shihab melanjutkan jenjang doktoral pada tahun 1980.
Dua tahun menuntut ilmu, Quraish lulus dengan disertasinya Nazhm ad-Durar li al-Biqa'iy, Tahqiq wa Dirasah.
Quraish sudah aktif di berbagai bidang sebagai media berdakwah dan mendapatkan amanah jabatan.
Misalnyaa Wakil Rektor Bidang Akademis dan Kemahasiswaan di IAIN Alauddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anggota Lajnah Pentashbih al-Qur'an Departemen Agama.
Ia juga pernah menjabata sebagai Rektor IAIN Syarif Hidayatullah, Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII, Duta Besar Mesir-Somalia-Djibouti, dan Anggota Dewan Syariah Nasional.
Pada 2004, Quraish mulai mengembangkan gerakan 'Membumikan Al-Qur'an' yang diterjemahkan melalui lembaga yang didirikannya dengan nama Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ) .
PSQ menjadi kepanjangan tangan dan ide dari Quraish untuk menyosialisasikan dan mendakwahkan pemahaman Islam yang moderat dan toleran yang dilahirkan juga melalui banyak program.
Misalnya Pendidikan Kader Mufassir sebagai media untuk mencetak generasi penerus yang akan menyampaikan pesan Al-Qur'an secara tepat.