Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Fadjroel Rachman memastikan dirinya saat ini masih menjadi Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Amanah tersebut baru lepas setelah dirinya resmi dilantik menjadi Duta Besar (Dubes) RI untuk Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Menurut Fadjroel Rachman, proses penunjukan seseorang menjadi Dubes membutuhkan waktu cukup panjang.
Mulai dari fit and proper test di DPR, harus ada proses surat menyurat antara Presiden Jokowi dengan para pimpinan di negara sahabat, hingga pelantikan.
"Menurut Kemenlu itu berlangsung mungkin tiga sampai enam bulan ke depan. Sampai Desember atau mungkin Januari," ujar Fadjroel Rachman saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Jokowi Ajukan 33 Calon Dubes ke DPR, Fadjroel: Tugas dari Jokowi Itu Anugerah
"Jadi saya masih tetap menjabat sebagai staf khusus presiden bidang komunikasi atau jubir presiden sampai Presiden Joko Widodo melantik saya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Kazakhstan dan merangkap Tajikistan," sambung Fadjroel Rachman.
Menurut Fadjroel, hal tersebut perlu diluruskan agar tidak ada disinformasi di tengah masyarakat.
Alasannya Fadjroel sendiri sampai saat ini belum bisa memastikan kebenaran dirinya menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan-Tajikistan.
Baca juga: Harta Kekayaan Fadjroel Rachman, Calon Dubes RI Kazakhstan, Total Rp3,3 M di Tahun 2018
"Itu yang pertama, supaya clear di masyarakat. Saya belum mengatakan iya dan juga tidak mengatakan tidak (jadi Dubes)," jelas Fadjroel.
Kendati demikian Fadjroel mengaku akan mematuhi arahan dari Presiden Jokowi.
Selain itu, Fadjroel menilai, bila dirinya menjadi Dubes, berarti Presiden Jokowi memberinya kenaikan pangkat.
Baca juga: Jokowi Ajukan 33 Calon Dubes RI, Tidak Ada Nama Eks Menkes Terawan, Fadjroel ke Kazakhstan
Bila tidak keliru, lanjut Fadjroel, jabatan seorang duta besar hampir setingkat dengan posisi menteri. "Apapun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah penghargaan tak ternilai, yang harus dikerjakan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. Karena tugas negara adalah tugas mulia, di mana pun, untuk kejayaan negara dan bangsa Indonesia menuju Indonesia Maju," kata Fadjroel.
Berikut 33 nama Calon Dubes yang beredar;
1. Ade Padmo Sarwono untuk Kerajaan Yordania Hashimiah merangkap Palestina, berkedudukan di Amman.
2. Bebeb AK Djundjunan untuk Republik Yunani, berkedudukan di Athena.
3. Tatang BU Razak untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Barbados dan Federasi Saint Kitts dan Nevis, berkedudukan di Bogota.
4. Pribadi Sutiono untuk Republik Slowakia, berkedudukan di Bratislava.
5. Siswo Pramono untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, berkedudukan di Canberra.
6. Triyogo Jatmiko untuk Republik Persatuan Tanzania, merangkap Republik Burundi dan Republik Rwanda, berkedudukan di Dar Es Salaam.
7. Heru Subolo untuk Republik Rakyat Bangladesh merangkap Republik Demokratik Federal Nepal, berkedudukan di Dhaka.
8. Okto Dorinus Manik untuk Republik Demokratik Timor-Leste, berkedudukan di Dili.
Baca juga: Dubes Yuddy Sebelum Pamit dari Ukraina Luncurkan Perjalanan Tahun Keempat Dubes RI di Kyiv
9. Mayjen TNI Gina Yoginda untuk Republik Islam Afghanistan, berkedudukan di Kabul.
10. Sunarko untuk Republik Sudan, berkedudukan di Khartoum.
11. Dewi Tobing untuk Sri Lanka merangkap Republik Maladewa, berkedudukan di Kolombo.
12. Lena Maryana Mukti untuk Kuwait, berkedudukan di Kuwait City.
13. Ghafur Akbar Dharmaputra untuk Ukraina merangkap Republik Armenia, dan Georgia, berkedudukan di Kyiv.
14. Rudy Alfonso untuk Republik Portugal, berkedudukan di Lisabon.
15. Muhammad Najib untuk Kerajaan Spanyol merangkap United Nations World Tourism Organization (UNWTO) berkedudukan di Madrid.
Baca juga: Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Indonesia, Dubes Georgia Sambangi Markas PDIP
16. Ardi Hermawan untuk Kerajaan Bahrain, berkedudukan di Manama.
17. Agus Widjojo untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall Islands dan Republik Palau, berkedudukan di Manila.
18. Ina Hagniningtyas Krisnamurthi untuk Republik India merangkap Kerajaan Bhutan, berkedudukan di New Delhi.
19. Fadjroel Rachman untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, berkedudukan di Nur-Sultan.
20. Daniel TS Simanjuntak untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO), berkedudukan di Ottawa.
21. Mohamad Oemar untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andorra, Kepangeranan Monako, dan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), berkedudukan di Paris.
22. Abdul Aziz untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organization of Islamic Cooperation (OIC), berkedudukan di Riyadh.
23. Muhammad Prakosa untuk Italia merangkap Republik Malta, Republik Siprus, Republik San Marino, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund and Agricultural Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT), dan berkedudukan di Roma.
24. Gandi Sulistiyanto Soeherman untuk Republik Korea, berkedudukan di Seoul.
25. Zuhairi Misrawi untuk Republik Tunisia, berkedudukan di Tunis.
26. Anita Lidya Luhulima untuk Republik Polandia, berkedudukan di Warsawa.
27. Rosan Perkasa Roeslani untuk Amerika Serikat, berkedudukan di Washington D.C.
28. Fientje Suebu untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, dan Kepulauan Cook dan Niue, berkedudukan di Wellington.
29. Damos Dumoli Agusman untuk Republik Austria merangkap Republik Slovenia, United Nations Office at Vienna (UNOV) yang terdiri dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL), United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), International Atomic Energy Agency (IAEA), Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), OPEC Fund for International Development (OFID) dan International Anti-Corruption Academy (IACA), berkedudukan di Wina.
30. Suwartini Wirta untuk Republik Kroasia, berkedudukan di Zagreb.
31. Derry MI Amman untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), berkedudukan di Jakarta
32. Arrmanatha Nasir untuk Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya, berkedudukan di New York.
33. Febrian A Ruddyard untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Trade Organization (WTO), dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, berkedudukan di Jenewa.