TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri enggan dipanggil eyang putri dalam acara sarasehan nasional 'Anak Muda Membaca Bung Karno'.
Megawati didapuk menjadi keynote speaker dalam acara itu.
Tak hanya Megawati, namun terdapat pula sejumlah narasumber lain dari kalangan milenial.
Mulai dari William Tanuwijaya (Founder & CEO Tokopedia), Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden), M Alfatih Timur (Founder & CEO Kitabisa.com), ARH/Arief Rosyid (Komisaris BSI & Alumni SPPB Megawati Institute), Cinta Laura (Pemerhati Pendidikan & Artis), Bagoes Ade (Aktor, Teater Pandora), Hanna Keraf (Co-Founder Du Anyam), hingga Mevlied Nahla (Seniman - Violinis).
Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Positif Covid-19
Cerita ini bermula saat Megawati bertanya kepada pembawa acara atau host untuk memanggilnya dengan sebutan apa.
Megawati mengusulkan untuk memanggil sang host dengan anak atau adik.
"Saya panggilnya anak atau adek?" tanya Mega dalam acara yang disiarkan secara daring di YouTube Megawati Institute, Selasa (29/6).
Sang host lantas meminta Megawati untuk memanggilnya cucu.
Sebaliknya dia akan memanggil Megawati dengan sebutan eyang putri.
"Cucu bu, saya manggilnya eyang putri nggih," jawab host tersebut.
Baca juga: Fadjroel Tidak Boleh Mendahului Presiden, Semua Pertanyaan Tidak Boleh Disambar
Namun, Megawati ternyata tak ingin dipanggil eyang putri oleh sang host.
Presiden kelima RI itu merasa panggilan itu akan membuat jarak antara dirinya dengan para narasumber lain terlampau jauh.
"Sayanya yang nggak mau dipanggil eyang putri, kayaknya terlalu jauh, bayangkan. Meskipun umur saya tidak dapat ditolak, tadi sudah disebut saya ini siapa, tapi yang banyak tidak tahu, umur saya itu sekarang 74 setengah tahun. Jadi, apa ya, rasanya mungkin terlalu jauh," jelas Megawati.
Karena enggan dipanggil eyang putri, Megawati kemudian memutuskan memanggil sang host dan narasumber lain dengan sebutan anak atau adik.