Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kebutuhan oksigen medis melonjak seiring naiknya kasus baru Covid-19. Bahkan di beberapa daerah dilaporkan terjadi kelangkaan oksigen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, krisis oksigen disebabkan rantai distribusi yang belum optimal.
“Kami menyadari ada isu terkait distribusi. Karena memang di Jawa Tengah adalah daerah paling sedikit produksi oksigennya, paling banyak di Jawa Barat dan Jawa Timur, jadi kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana,” terangnya dalam konferensi pers, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Kelangkaan Tabung Oksigen. Penjual: Baru 15 Tabung Datang, Langsung Diserbu Warga
Ia menambahkan, kesulitan berikutnya terjadi pada proses distribusi oksigen adalah kurang liquidnya proses pengisian oksigen.
Hal ini disebabkan karena banyak RS menggunakan tabung.
Sehingga yang semula bisa dikirimkan dalam truk besar dan dipindahkan ke tanki besar, untuk kemudian disalurkan dalam jaringan oksigen, namun untuk saat ini harus dimasukkan ke dalam tabung-tabung. Ini turut mempengaruhi waktu pengisian oksigen.
*Memaksimalkan Kapasitas Produksi Oksigen Nasional*
Pemerintah tengah memaksimalkan kapasitas produksi oksigen nasional agar bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan medis.
“Kami telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90%,” kata Menkes.
Ia menerangkan, di Indonesia kapasitas produksi oksigen pertahunnya mencapai 866.000 ton/tahun dengan utilisasi produksi pertahunnya 638.900 ribu.
Dimana 75 persen digunakan untuk industri dan hanya 25 persen yang dipakai medis.
Melalui konversi ini, maka jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton.
Rencanakan Impor oksigen
Untuk saat ini, kapasitas oksigen yang ada akan dimaksimalkan di 7 Provinsi di Jawa-Bali karena meningkatnya kasus Covid-19.
Berdasarkan data Kemenkes, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien COVID-19 mencapai 1.928 ton/hari, sementara kapasitas yang tersedia ada 2.262 ton/hari.
Dengan demikian, ditargetkan untuk wilayah Jawa-Bali bisa mensuplai oksigen sebanyak 2.262 ton/hari.
Untuk memenuhi ruang-ruang perawatan darurat di RS, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk melakukan impor tabung oksigen 6 meter kubik dan 1 meter kubik dalam waktu dekat ini.