Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rembuk Nasional Aktifis 98 (RNA 98) menyoroti pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang mengkhawatirkan Indonesia sebagai failed nation lantaran Covid-19 semakin mengganas.
Ketua RNA 98 Sayed Junaidi Rizaldi menegaskan konsep Negara Gagal atau Failed Nation itu terlalu Amerikanik.
"Saran saya baca buku Noam Chomsky yang berjudul The Failed States : The Abuse of Power and The Asault On Democracy. Di situ dijelaskan konsep Negara Gagal muncul dan kenapa jadi propaganda Amerika dan standar gandanya konsep tersebut," kata Sayed dalam siaran persnya yang diterima, Jumat (9/7/2021).
Sayed mengatakan dalam buku itu konsep gagal dalam negara gagal sangat bias dan abu-abu.
Dirinya pun menganggap kritikan merupakan hal yang wajar, tetapi menurutnya dalam memberikan kritik keilmuannya pun harus sampai.
Baca juga: Ibas Khawatir Indonesia Gagal Tangani Pandemi: PKB Sebut Berlebihan, Gerindra Minta Ibas Hadir Rapat
"Jangan kita mengunakan idiom-idiom barat, teori-teori, biar kelihatan gagah buat pendengarnya, kagum karena enggak paham dan mengerti soalnya," ujar Sayed.
Menurutnya baik pemerintah, elite politik hingga rakyat fokus dulu menghadapi pandemi Covid-19.
"Semuanya kita mau pandemi cepat berlalu kok, penggali makam yang kerja siang malam, aparatur negara siang malam juga mencari solusi solusi terbaik," ujarnya.
"Kasihan rakyat dicecoki obat kebencian terus. Terus jika negara ini terpecah belah, bagaimana pertanggungjawaban kita kepada pendiri bangsa ini, kepada anak cucu kita nanti?" katanya.
Sebelumnya Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin ‘mengganas’.
Baca juga: Pengamat Politik Nilai Kritik Ibas terhadap Pemerintah Sangat Wajar dan Rasional
Dia juga mempertanyakan akan sampai kapan bangsa Indonesia akan terus begini.
Ibas khawatir jika sampai negara NKRI disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
‘"Begini ya, Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,’’ kata Ibas dalam keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (8/7/2021).
Ibas juga menyampaikan bahwa pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.
Baca juga: Politikus PKB Tanggapi Pernyataan Ibas: Indonesia Bukan Failed Nation
Dia mencontohkan, kurangnya tabung oksigen, hal itu menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.
‘’Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ujar Ibas.
Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk.
Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
‘’Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya. Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi,’’ ucapnya.