TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus senior sekaligus pendiri PAN Abdillah Toha menyoroti kinerja para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya tak berkompeten di saat Indonesia menghadapi krisis saat ini.
Awalnya, Abdillah menyampaikan bahwa kepemimpinan seseorang diuji saat masa krisis sekarang.
"Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati. Tes seorang pemimpin adalah pada masa krisis. Kita sedang menghadapi multikrisis dan belum tampak tanda mereda. Pandemi makin mengganas, ekonomi merosot, penegakan hukum gagal, fiskal terancam bangkrut, rakyat kecil menderita, sementara itu..." tulis Abdillah dalam akun Twitternya @AT_AbdillahToha, yang telah dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (9/7/2021).
Kemudian, Abdillah Toha menyebut bahwa Presiden Jokowi dikelilingi oleh orang-orang yang bermasalah.
Mulai dari staf tak kompeten, politikus korup hingga buzzer yang menjerumuskan.
"....bapak dikelilingi oleh staf yang tidak kompeten, oligarki yang rakus, politisi korup dan sudah mulai kampanye pilpres, KPK dan hukum yang gembos, komunikasi yang buruk, buzzer yang menjerumuskan, dan lain-lain," tulisnya.
Menurut Abdillah Toha, jika Presiden Jokowi bersikap tegas maka rakyat mendukung setiap kebijakan yang diambil.
Pendukung Jokowi di Pilpres 2019 ini pun mengingatkan bahwa Jokowi bukan petugas partai namun terpilih sebagai presiden atas kehendak rakyat.
"Bila bapak bersikap tegas dan jelas, Insya Allah seluruh rakyat akan berada dibelakang bapak. Bapak tidak dipilih oleh partai tapi oleh rakyat. Bapak bukan petugas partai. Sumber kekuasaan bapak dari rakyat. Bukan partai. Hanya dengan itu kita semua akan keluar selamat dari krisis ini," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Kesiapan Rusun Pasar Rumput untuk Isolasi Pasien Covid 19
Sosok Abdillah Toha
Abdillah Toha merupakan politisi sekaligus salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN).
Ia adalah Anggota DPR RI periode 2004-2009 asal PAN.
Abdillah Toha lahir di Solo, Jawa Tengah, Indonesia, 29 April 1942.
Ia adalah Anggota DPR RI periode 2004-2009 asal Partai Amanat Nasional (PAN).
Abdillah Toha menamatkan pendidikan menengah di SMEAN II Solo.
Kemudian lanjut hingga meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gajah Mada.
Selain itu, dia memperdalam pengetahuan dan meraih gelar sarjana jurusan Commerce, Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia.
Dia menempuh pendidikan disana bersamaan dengan Gubernur Bank Indonesia Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966.
Seusai studinya, Abdillah mengajar mata pelajaran Operations Research dan melakukan riset marketing di fakultas yang sama.
Abdilah juga merupakan alumnus Asia Pacific Center for Security Studies (APC-SS), Honolulu, Hawai.
Politik
Pada 1998 saat terjadi gerakan reformasi dan setelah turunnya Soeharto, bersama dengan Amien Rais, Abdillah mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dia juga menjadi salah seorang formatir pertama dan ketua DPP PAN.
Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Majlis Penasihat Partai.
Sebagai anggota DPR, Abdillah duduk di Komisi 1 DPR dan Ketua Fraksi PAN.
Saat itu juga dia menjabat sebagai ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dan Vice President Executive Committee dari Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.
Pada Pilpres 2019, Abdillah Toha justru mendukung Jokowi-Ma’aruf sebagai presiden.
Tak hanya itu, ia juga menyatakan dukungannya pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Abdillah mengaku telah mempelajari latar belakang, karakter, akhlak dan kecerdasan dan rekam jejak para politikus PSI.
Pada 18 Januari 2020 ia meminta Amien Rais yang juga merupakan pendiri dan Ketua Dewan Kehormatan PAN, tidak ikut campur dalam Kongres PAN mendatang.
Kongres PAN rencananya akan digelar di Sulawesi Tenggara pada 12 Februari 2020.
Abdillah Toha meminta Amien untuk tidak mengintervensi pelaksanaan kongres, terutama pemilihan ketua umum.
Menurut dia, sudah waktunya bagi Amien Rais untuk membiarkan pelaksanaan Kongres PAN berjalan tanpa ada tekanan dari dirinya. Sebaliknya, PAN juga diminta tidak mengalami ketergantungan terhadap sosok Amien.
Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja (karier)-nya pun sangat beragam.
Dia pernah menjabat Assistant Manager Bank of Amerika, Managing Director Touche Ross Indonesia, Chief Executive Officer (CEO) Jan Darmadi Corporation, President Direktur Investrade Group, dan Managing Director Setdco Group.
Kemudian, Abdillah mendirikan sekaligus menjabat Komisaris Utama Kelompok Penerbit Mizan.
Juga mendirikan dan menjabat Direktur Utama Baraka Group, perusahaan yang bergerak di bidang property, trading dan management consultancy.
Abdillah Toha juga aktif dalam berbagai organisasi.
Saat mahasiswa dia aktif sebagai pengurus HMI.
Dia juga menjadi pengurus ICMI, pengurus Ikatan Financial Executive Indonesia (IFEI), dan ketua Australia Indonesia Association.
Selain itu Abdillah juga salah seorang pendiri dan anggota Dewan Pembina Yayasan Paramadina.
Bahkan aktif sebagai Executive Director Institute for Socio-Economic and Political Studies (In-SEP), Pendiri dan pengurus kelompok Pusat Pengembangan Agribisnis, serta pendiri dan pengurus Yayasan Rumah Sakit Mata AINI.
Sumber: Tribunnews.com/Tribunwiki