TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah akan segera membagikan paket obat secara gratis bagi warga terindikasi positif Covid-19, yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di sejumlah wilayah beresiko.
Adapun jumlah paket obat gratis ini sebanyak 300 ribu paket untuk wilayah Jawa-Bali.
Lalu, untuk wilayah luar Jawa juga akan dibagikan 300 ribu paket obat gratis.
Produksi dan pendistribusian paket obat gratis ini akan dipegang oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pelaksanaan pembagian paket obat isoman gratis ini dapat diawasi secara ketat.
"Saya minta agar dilakukan pengawasan yang ketat di lapangan, agar program ini betul-betul bisa maksimal mengurangi resiko karena Covid-19 dan membantu pengobatan warga yang menderita Covid-19," ucap Jokowi dalam konferensi persnya, yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (14/7/2021).
Baca juga: Satgas: Rendahnya Kepatuhan pada Protokol Kesehatan Picu Peningkatan Kasus Covid-19
Ia juga meminta program ini nantinyat tak mengganggu ketersedian obat esensial terapi Covid-19, baik itu di apotek maupun rumah sakit.
Adapun paket obat gratis ini terbagi dalam 3 jenis.
Paket 1, berisi vitamin untuk warga dengan hasi PCR positif tanpa gejala (OTG).
Lalu, paket 2 meliputi vitamin dan obat untuk warga dengan hasil PCR positif, disertai keluhan panas dan kehilangan indra penciuman.
Sementara, paket 3 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan hasil PCR positif, dengan keluhan panas dan batuk kering.
Baca juga: Bukan Evakuasi, Pemerintah Jepang Mengaku Bawa Pulang Warganya Untuk Program Vaksinasi
Khusus, paket 2 dan 3 membutuhkan konsultasi dan resep dokter puskesmas setempat.
Pembagian paket obat gratis ini nantinya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah wilayah yang terkait.
"Ketiga paket ini tidak diperjualbelikan. Pasokannya dipersiapkan oleh Menteri BUMN, yang diproduksi oleh BUMN Farmasi."
"Pendistribusian akan dikoordinasikan oleh Panglima TNI, nanti tentu saja berkoordinasi pemerintah daerah," papar Jokowi.
Diketahui, lonjakan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir membuat pemerintah mulai menjalankan skenario terburuk atau worst case scenario.
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan, sejumlah langkah yang diambil pemerintah.
Langkah-langkah tersebut berhubungan dengan penambahan tempat tidur rumah sakit (RS), penyedian obat-obatan hingga pemasokan tabung oksigen.
"Penambahan tempat tidur-tempat tidur di Jakarta dengan worst case scenario saya kira berjalan terus, dan di Jawa Barat, Bandung, di Semarang, sampai di Jawa Timur dan Bali," ucap Luhut dalam konferensi persnya, Senin (12/7/2021).
Melihat kondisi tempat tidur di fasilitas kesehatan (faskes) yang penuh, Luhut pun meminta bantuan TNI untuk membuka RS darurat di lapangan.
Baca juga: Ciri-ciri dan Gejala Covid-19 Varian Delta Beserta Ketentuan Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah
"Kami juga meminta TNI untuk membuka RS lapangan, khususnya untuk layanan ICU," imbuh dia.
Kata Luhut, beberapa bangunan juga dialihfungsikan menjadi RS darurat, dibantu dengan Kementerian PUPR.
Lalu, berkaitan dengan obat-obatan, Luhut mengaku, Indonesia kekurangan obat Remdesivir dan Actemra.
Ia pun berupaya dengan Kementerian Kesehatan agar Actemra bisa diproduksi di dalam negeri.
Luhut mengatakan pemerintah juga akan me-launching 300 ribu paket obat-obatan.
Paket obat ini diberikan kepada pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan.
"Yaitu OTG 10 persen, paket untuk demam dan anosmia 60 persen, dan paket tiga, untuk deman dan batuk 30 persen."
"Jadi, paket obat ini akan menjangkau hampir 210 ribu kasus aktif, yang kami berikan."
"Ini akan berlangsung ke beberapa bulan ke depan," kata Luhut.
Baca juga: FAKTA Wali Kota Solo Gibran Positif Covid-19, Sempat Tes Antigen Hasilnya Negatif, Dihubungi Ganjar
Baca juga: Indonesia Ada di Posisi Tiga Besar Penambahan Kasus Covid-19 Terbanyak Dunia 3 Hari Berturut-turut
Berkaitan dengan pasokan oksigen, Luhut menuturkan permasalahan kekurangan oksigen akan selesai pada minggu ini.
Lanjut Luhut, saat ini, pemerintah sedang dalam proses mengimpor 40 ribu ton oksigen liquid dan 50 ribu tabung oksigen konsentrator.
Nantinya, oksigen konsentrator ini dengan kapasitas 5 liter, akan dibagikan kepada masyarakat.
"Nanti akan kita bagikan untuk digunakan, kasus-kasus ringan kita pinjamkan ke rumah-rumah."
"Setelah selesai digunakan, itu bisa diambil."
"Itu 5 liter bisa digunakan selama 5 hari," ucapnya.
(Tribunnews.com/Shella Latifa)