News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Wamenkes: 94 Persen Kematian Pasien Covid-19 di Indonesia akibat Belum Divaksinasi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante S. Harbuwono menjealaskan soal kedatangan 6 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Kamis (25/3/2021) siang. Vaksi ini akan langsung dibawa ke Bio Farma, Bandung untuk dilakukan produksi serta akan dievaluasi secara keamanan dan mutu oleh BPOM RI sebelum dipakai masyarakat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia terus mengalami pertambahan. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono menyebut 94 persen kematian akibat covid-19 di Indonesia akibat belum divaksinasi.

"Jadi berdasarkan laporan terakhir, angka kematian akibat infeksi COVID-19 itu pada beberapa saat ini itu 90 sampai 94 persen adalah mereka yang belum divaksinasi, dengan adanya kegiatan vaksinasi ini akan memberikan respons imun tubuh yang lebih baik, baik itu apabila belum terkena infeksi maupun setelah terkena infeksi," ujar Dante kanal YouTube Kadin Indonesia yang disiarkan secara langsung, Minggu (25/7/2021).

Berdasarkan data yang ditampilkan laman Kemenkes per 25 Juli 2021, capaian vaksinasi Corona di Indonesia masih di bawah 30%.

Capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 44.469.974 (21,35%). Sedangkan dosis kedua sebanyak 17.906.504 (8,60%). Data ini diperbarui setiap hari pukul 12.00 WIB.

Artinya ada 22 per 100 penduduk sasaran vaksinasi yang sudah mendapatkan 1 dosis.

Capaian vaksinasi tertinggi berada di DKI Jakarta dan Bali.

Jakarta mencapai dosis pertama 76,25% dan dosis kedua 23,69%. Sedangkan untuk Bali, dosis pertama 84,17% dan dosis kedua 22,74%.

Sementara itu Pemprov DKI Jakarta terus mengebut program vaksinasi Covid-19 guna mewujudkan kekekalan massal (herd immunity).

Berbagai upaya pun dilakukan Pemprov DKI, mulai dari mengadakan vaksinasi keliling hingga menggelar serbuan vaksinasi setiap Sabtu-Minggu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, saat ini lebih dari dua juta penduduk ibu kota telah menerima dosis ke-2 vaksin Covid-19.

"Total dosis dua kini mencapai 2.191.407 orang atau 24,9 persen," ucapnya.

Baca juga: Klik pedulilindungi.id, Ini Cara Cek dan Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19, Siapkan KTP

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menambahkan, untuk vaksinasi Covid-19 sudah diterima 6.982.429 penduduk ibu kota.

"Jadi untuk satu dosis pertama itu sudah 79,2 persen," ujarnya.

Untuk program vaksinasi bagi anak usia 12 hingga 17 tahun, kini progresnya sudah mencapai 42,8 persen.

Sebagai informasi, DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang melakukan vaksinasi pada anak, setelah muncul wacana pembelajaran tatap muka pada awal Juli lalu.

Sedangkan, proses vaksinasi pada usia produktif 18 hingga 59 tahun kini sudah mencapai 75 persen untuk dosis satu dan dosis dua sebanyak 20,9 persen.

Kemudian, vaksinasi untuk kelompok lansia di atas 60 tahun sudah mencapai 69,1 persen untuk dosis satu dan dosis dua sebanyak 59,3 persen.

"Lalu vaksinasi gotong royong, untuk dosis satu telah diberikan kepada 142.283 orang dan dosis 2 sebanyak 85.304 orang," kata Dwi.

Sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, DKI Jakarta menargetkan 7,5 juta penduduk sudah menerima vaksin Covid-19 hingga akhir Agustus 2021 mendatang.

Sedangkan, target yang dicanangkan Gubernur Anies sebanyak 8,8 juta penduduk divaksin hingga akhir 2021 guna menciptakan kekebakalan massal.

Ketua PP PERALMUNI (Perhimpunan Alergi Imuniologi Indonesia), Iris Renggani meluruskan pemberitaan yang mengandung informasi tidak benar terkait vaksin yang tengah digencarkan oleh pemerintah di Indonesia.

Vaksinasi nyatanya juga menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan virus Covid-19 dan menciptakan herd immunity.
Ada beberapa jenis vaksin yang telah dikembangkan untuk saat ini, salah satunya adalah vaksin Covid-19 Sinovac yang dikembangkan dengan metode inactivated.

Artinya virus yang berada dalam vaksin sudah dimatikan dan tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.

Sementara itu, vaksin Sinovac menggunakan partikel virus SARS-CoV-2 yakni virus Corona penyebab Covid-19 yang telah dimatikan, atau genomnya telah dirusak.

Partikel virus yang sudah dimatikan ini nantinya akan berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh tanpa risiko penyakit serius.

Terkait pemberitaan yang masih menyebut jika vaksin menggunakan virus covid-19 yang masih hidup adalah salah besar, sebab menurutnya dapat berbahaya bagi manusia.

Baca juga: Arahan Presiden & Mendagri Percepat Pencairan APBD untuk Bansos dan Dana Covid Mulai Diimplementasi

"Kalau untuk vaksin Covid-19 itu virus yang telah dimatikan tidak ada vaksin hidup untuk Covid-19 karena terlalu berbahaya," kata Iris.

"Contohnya Sinovac, Sinopharm," tambahnya.

WHO juga menyebut metode inactivated virus ini sebagai salah satu dari tujuh teknologi pengembangan vaksin.

Tak hanya itu Iris kembali menegaskan jika vaksin sangat aman untuk disuntikkan kepada masyarakat guna mencegah penularan Covid-19.

Sebab sebelum didistribusikan vaksin telah melakukan beberapa fase hingga akhirnya mendapat izin dari WHO.

"Aman karena telah melalui fase penelitian sebelum fase satua da uji penelitian untuk binatang, yang bertujuan untuk uji keamanan dan efektitivitas dari vaksin," kata Staf Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI ini.

"Fase dua untuk mengetahui lebih jauh keamanan dan efikasi dan pada fase ketiga adalah melihat efek samping yang jarang terjadi serta semua keamanan dan efikasi," kata dia.(Tribun Network/bim/fit/oji/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini