TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj ikut menanggapi munculnya aksi Jokowi End Game yang bertujuan melengserkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, gerakan tersebut benar-benar mengganggu keberlangsungan pemerintahan Presiden Jokowi dan menteri-menterinya.
Hal ini disampaikan KH Said Aqil Siradj saat menghadiri dialog virtual bersama Menko Polhukam, Mahfud MD terkait penanganan Covid-19, Senin (26/7/2021) kemarin.
"Ada gerakan-gerakan yang berbau politis yang targetnya minimal merecoki, ganggu, keberlangsungan pemerintahan Jokowi dan menteri-menterinya."
"Sebenarnya mereka tahu tidak mudah karena sistem kita presidensial bukan parlementer, tapi minimal mereka bikin repot supaya gagal program-programnya," ujarnya, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Dalang di Balik Aksi Jokowi End Game, Hanya 7 Orang Iseng dan Sudah Minta Maaf
Said Aqil menegaskan, pihaknya tidak akan melengserkan pemerintahan di tengah jalan tanpa pelanggaran hukum yang jelas.
Ia pun menyinggung pengalaman masa lalu saat Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilengserkan tanpa alasan yang jelas.
Menurutnya, kesalahan di masa lalu itu menjadi pelajaran berharga untuk pemerintahan saat ini.
"Sistem presidensial tidak mungkin Pak Jokowi dilengserkan di tengah jalan. Kami warga NU sudah punya pengalaman sangat pahit."
"Ketika Presiden Gus Dur dilengserkan di tengah jalan tanpa kesalahan pelanggaran hukum yang jelas."
"Itu pelajaran bagi kita, kita tidak akan melakukan seperti itu," ungkapnya.
Untuk itu, Saiq Aqil mengecam adanya gerakan-gerakan politik yang muncul untuk mengganggu pemerintahan saat ini.
Baca juga: Soal Demo Jokowi End Game, BIN: Memang Ada Kelompok yang Sengaja Memprovokasi
Baca juga: Mahfud MD Sebut Presiden Sudah Pimpin Sendiri Penanganan Covid-19: Yang Tidak Tahu Hanya Menyalahkan
Terlebih, saat ini pemerintah tengah berjuang keras mengendalikan lonjakan Covid-19 di Indonesia.
"Jangan sampai ini dibikin kesempatan untuk tujuan-tujuan target politik."
"Tidak etis, tidak berakhlak, tidak bermoral orang yang melakukan agenda-agenda politik di saat lagi gawat seperti ini."
"Silakan kalau Covid-19 sudah selesai, silakan bermain politik," tegas Saiq Aqil.
Terakhir, Saiq Aqil pun mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat bergandengan tangan menghadapi pandemi.
"Sekarang bukan saatnya kita bicara politik, sekarang sudah saatnya kita bergandengan tangan, satu barisan, satu sikap menolong masyarakat yang terpapar Covid-19 atau yang sedang terkena dampak ekonomi (akibat Covid-19)," jelasnya.
Mahfud MD Ungkap Dalang di Balik Aksi Jokowi End Game
Sebelumnya diberitakan, Mahfud MD mengungkap dalang di balik aksi seruan menolak PPKM atau 'Jokowi End Game' yang sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.
Menurut Mahfud, pelaku penyebar seruan tersebut adalah kelompok 'tidak murni' yang selalu menyalahkan apapun keputusan pemerintah.
"Kelompok tidak murni itu adalah kelompok yang selalu menyalahkan keputusan pemerintah."
"Itu sudah diketahui (yang menyebarkan), hanya orang, makanya nggak ada pengikutnya, hanya jadi hiburan saja, menurut saya gapapa," ungkap Mahfud MD dalam diskusi bersama Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (26/7/2021) pagi.
Baca juga: Aturan PPKM Level 4 Dilonggarkan untuk Hindari Unjuk Rasa? Ini Kata Mahfud MD
Mahfud menjelaskan, pemerintah akan membiarkan mereka yang terus menyalahkan pemerintah.
Sebab, Mahfud percaya, masyarakat saat ini jauh lebih pintar untuk memahami kondisi yang sedang terjadi.
Terbukti, banyak masyarakat yang sudah mau mengantre vaksin.
Untuk itu, pemerintah tidak akan melakukan langkah hukum agar kelompok yang terus menyalahkan pemerintah menjadi jera.
"Dengan mengolok-olok kemudian Anda menjadi senang, imunitas Anda meningkat, tapi tidak didengar oleh rakyat, silakan saja."
"Kita nggak melakukan langkah hukum, kita tahu mereka hanya bercanda kepada dirinya sendiri."
"Rakyat kan sekarang sudah banyak yang sadar, betapa mereka mau antre minta vaksin, dulu mau di tes swab antigen saja lari-lari, sekarang pada rebutan antre," jelasnya.
Mahfud pun heran dengan anggapan pemerintah yang ikut terkena hoaks seruan aksi 'Jokowi End Game'.
Padahal, pemerintah sudah tahu tidak akan terjadi demo lantaran pelaku penyebar hoaks hanya iseng.
Mahfud menjelaskan, ada tujuh orang yang menjadi dalang di balik aksi seruan 'Jokowi End Game' dan mereka telah meminta maaf.
"Kemarin ada yang mengatakan pemerintah berlebihan mau menghadapi demo, tapi ternyata demonya tidak ada. Siapa yang berlebihan? Kita tahu bahwa demo tanggal 24 Juli 2021 tidak akan ada."
"Kita sudah tahu karena tidak ada yang pegang komando, itu gampang untuk menemukan siapa yang menyebarkan. Alat di Polri ada, di BIN ada, di TNI ada, semuanya sudah ada, siapa yang penyebar pertama itu dicari dari situ."
"Ternyata hanya iseng, ada 7 orang, kita tanya, mereka mengatakan 'kami hanya iseng' lalu minta maaf," ungkap mantan Ketua MK ini.
"Makanya tanggal 24 Juli kita tidak mengerahkan tentara dimana pun, polisi dimana pun, karena kita tahu nggak ada apa-apa," tambah Mahfud.
Baca juga: Ajakan Demo Jokowi End Game Diduga Dilakukan oleh Orang Lama yang Ingin Berkuasa
Mahfud menjelaskan, seruan tersebut hanya diprovokasi oleh orang-orang iseng.
Kemudian, provokasi tersebut tidak terencana dengan matang sehingga tidak ada pengikutnya.
"Ini cuma diprovokasi oleh orang-orang iseng, menurut saya, tidak terencana dengan matang, tidak ada pengikutnya tapi disebar."
"Lalu dipanas-panasi oleh beberapa akun yang ingin membuat pemerintah disalahkan," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Maliana)