Varian delta menginfeksi sel tubuh manusia seperti di paru-paru, jantung, ginjal, hingga usus.
Dijelaskan bahwa ketika protein lonjakan bertemu ACE2, protein itu berubah dari keadaan "tertutup" menjadi "terbuka" untuk mengikat reseptor dan menginfeksi sel.
Berdasarkan studi penelitian, varian Beta yang membawa mutasi yang sama, K417N dapat membantu lonjakan mencapai keadaan "terbuka" sepenuhnya.
Dan hal ini memungkinkan adanya meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi dengan lebih berbahaya.
Peningkatan pengikatan reseptor ACE2 dan keadaan yang lebih terbuka adalah ciri-ciri varian yang sangat menular dan resisten antibodi.
Baca juga: Sebelum Varian Delta, Peneliti Ungkap Varian Lokal B.1.466.2 Pernah Dominasi Kasus Covid di RI
Sayangnya varian delta plus ini tetap tidak mudah diprediksi, karena dampak mutasi individu pada protein tidak dapat nampak begitu saja.
Dikutip dari nbcnews.com, gejala dari varian delta plus tampaknya tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 varian delta sebelumnya, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
Namun perbedaannya pada penderita varian delta plus, penderita akan mengalami gejala hidung tersumbat, pilek, dan sakit kepala hingga infeksi.
Maka untuk mengantisipasi penularan yang semakin parah, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dan menaati prokes yang telah dibuat oleh pemerintah setempat.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Berita lain terkait Virus Varian Delta Plus