News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Latgab Garuda Shield Dinilai Bentuk Konkret Diplomasi Pertahanan

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit TNI mengikuti Apel Gelar Kesiapan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Manuvra Lapangan (Manlap) Dharma Yudha 2019 di Dermaga Ujung Koarmada II, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (5/9/2019). Latihan gabungan yang digelar pada 9-13 September 2019 dan diikuti 12.560 prajurit TNI dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara itu untuk meningkatkan profesionalisme dan interoperabilitas antara prajurit TNI dari tiga matra. Surya/Ahmad Zaimul Haq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyebut latihan gabungan (latgab) antara TNI AD-US Army bertajuk Garuda Shield merupakan salah satu bentuk konkret dari diplomasi pertahanan.

Menurut Fahmi, hal tersebut memiliki peran penting dalam menjaga kepentingan nasional.

Fahmi mengatakan, penting melihat perjalanan diplomasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Sebelun berbicara apa manfaat atau keuntungan yang didapat Indonesia dari gelaran Latgab Garuda Shield, saya kira perlu sedikit menengok ke belakang, terkait perjalanan diplomasi pertahanan Menhan Prabowo,” ujarnya, dalam keterangan tertulis Kamis (29/7).

Fahmi mengatakan bahwa diplomasi pertahanan merupakan salah satu sarana mewujudkan kepentingan nasional di bidang pertahanan dan keamanan. Peranannya sangat strategis dalam menghadapi permasalahan yang ada.

"Terutama agar eskalasi tidak meningkat ke arah konflik serta dapat saling memperkuat confidence building measures (CBM), keamanan, hingga stabilitas kawasan," katanya.

Latgab tersebut, menurut Khairul, adalah bentuk pertahanan dengan tujuan membangun kepercayaan (CBM), mengurangi rasa takut, dan kesalahpahaman kedua belah pihak. Selain itu, mengarahkan pada upaya meningkatkan kemampuan sektor pertahanan (defense capabilities).

"Artinya, Indonesia dalam hal ini tentu saja berharap gelaran latgab nanti akan memperkuat kesepahaman, memperkaya pengalaman, serta meningkatkan kemampuan dan kecakapan TNI, terutama para personel yang terlibat," tuturnya.

Adapun Khairul yakin latgab tersebut tidak akan menimbulkan persepsi tentang kedekatan RI-Amerika Serikat (AS) di tengah persaingan dengan China di Laut China Selatan (LCS). Dia justru melihat, kerja sama ini kian menegaskan sikap Indonesia sebagai penganut politik bebas aktif dan menolak berpihak ke salah satu kutub.

Baca juga: Prabowo Siapkan Pagu Anggaran Pertahanan 0,8% dari PDB untuk 25 Tahun

"Latgab itu, saya kira, juga tidak akan berpengaruh signifikan terhadap hubungan Indonesia-China di luar isu Laut China Selatan. Sejauh ini, sejak hubungan kedua negara dinormalisasi, hubungan itu tidak pernah benar-benar memburuk bahkan cenderung menguat," paparnya.

Khairul juga ragu hubungan RI-China bakal memburuk menyusul adanya latgab Garuda Shield. Apalagi dalam berbagai kesempatan, Indonesia jelas membuka ruang-ruang kerja sama yang intens dengan "Negeri Tirai Bambu" serta membatasi sikap tegasnya hanya menyangkut persoalan LCS.

"Tanpa menyinggung isu-isu lain yang dinilai tak relevan atau tak menguntungkan bagi hubungan bilateral Indonesia-China," sambungnya.

Sebelumnya, TNI AD dan US Army dijadwalkan melakukan latgab Garuda Shield pada Agustus 2021.

Program tersebut diklaim yang terbesar dibandingkan kegiatan serupa sebelumnya lantaran melibatkan 2.246 personel TNI AD dan 2.282 tentara AS.

Garuda Shiled kali pertama dilakukan di Bandung, Jawa Barat, pada 2009. Pada tahun ini, kegiatan dilaksanakan di tiga daerah latihan (rahlat), yakni Pusat Latihan Tempur Baturaja, Makalisung, dan Amborawang, dengan materi latihan lapangan, menembak, medis, dan penerbangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini