TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI dan Anggota Fraksi Partai Golkar, Muhidin M. Said menyambut baik pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kinerja ekonomi nasional kuartal II 2021. Dalam pengumuman kali ini, BPS menyebutkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada periode tersebut tercatat tembus sampai 7,07%. Target tersebut sesuai dengan yang pernah ditetapkan Pemerintah.
Menurut Muhidin, capaian tersebut layak mendapatkan apresiasi karena mampu menghadirkan momentum kebangkitan di tengah pandemi yang masih berlangsung tak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
“Capaian pada kuartal II ini juga secara resmi telah membawa kita keluar dari zona resesi ekonomi setelah pada empat kuartal sebelumnya kita mengalami kontraksi,” katanya pada Kamis, (5/8/2021).
Muhidin menambahkan, capaian tersebut tidak terlepas dari peran pelaku UMKM. Di saat pertumbuhan kredit perbankan masih terbatas, sektor UMKM mampu bertahan sebagai motor penggerak perekonomian. Hal ini bisa dilihat dari realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pada semester I telah mencapai Rp 143,14 triliun, atau 56,58% dari target Rp 253 triliun. Hingga saat ini, pemerintah telah menyalurkan KUR kepada 3,87 juta debitur dengan tingkat non-performing loan (NPL) yang relatif rendah pada level 0,88%.
“Capaian ekonomi pada kuartal II tak lepas dari tangguhnya resiliensi sektor UMKM kita,” jelasnya.
Selain itu, kinerja ekspor dan naraca perdagangan juga cenderung positif. Tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 juga ditopang oleh kinerja ekspor Indonesia yang terus mengalami tren peningkatan dibanding kuartal I bahkan sejak 14 bulan terakhir. Kinerja ekspor mencatatkan surplus pada neraca perdagangan sebesar USD 6,3 miliar pada kuartal II dan secara kumulatif sebesar USD 11,86 miliar sepanjang semester I 2021.
Peningkatan kinerja ekspor ini didorong oleh kenaikan volume dan harga komoditas utama seperti batubara dan CPO. Namun di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal juga menunjukkan peningkatan pada kuartal II yang menggambarkan perekonomian di sektor riil telah menuju perbaikan yang signifikan.
Muhidin juga menilai, strategi pemulihan ekonomi yang diambil Pemerintah juga tergolong efektif.
“Tercapainya target pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 menunjukkan strategi dan langkah-langkah kebijakan yang diambil Pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejauh ini berjalan efektif,” ungkapnya.
Kebijakan untuk menjangkau sebanyak mungkin lapisan masyarakat pada PEN baik dalam bentuk perlindungan sosial bagi masyarakat prasejahtera dan rentan, insentif perpajakan bagi dunia usaha, maupun bantuan bagi Pemerintah Daerah dan sektor-sektor tertentu mampu meminimalisir dampak pandemi yang masih terus berlangsung.
Khusus terkait insentif perpajakan, efektifitasnya dapat dilihat pada resiliensi dunia usaha untuk bertahan dan menghindari melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, insentif perpajakan juga efektif meningkatkan konsumsi di beberapa sektor seperti otomotif di mana angka penjualan mobil meningkat 28% pada semester 1 2021 ini.