Sementara itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera juga ikut mengkritik soal lomba tersebut.
Mardani Ali menilai tema lomba yang diusung itu aneh dan terkesan tendensius.
"Aneh temanya &terkesan tendensius. Jd buka luka lama saat dikatakan musuh Pancasila itu agama."
"BPIP mestinya menyatukan bukan buat kontroversi," kata Mardani, dikutip dari akun Twitter-nya, @MardaniAliSera, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Kepala BPIP Tanggapi Polemik Paskibraka Sulbar, Hingga Jelaskan Sejarah Paskibraka
Ia pun memberi contoh tema karya yang bisa di lombakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu.
"Ada ide tema lain yg lebih visioner dlm rangka memperingati Hari Santri Nasional seperti “Pandangan Santri dalam bahaya Perubahan Iklim”."
"Atau “Santri untuk Indonesia bebas korupsi”," imbuhnya.
Akan tetapi, menurutnya, tema hanya akan memperbaiki permukaan masalah saja.
"Tapi mengubah tema hanya permukaan, paradigma BPIP mestinya menyatukan dan menguatkan peran agama dalam bingkai harmoni."
"BPIP perlu evaluasi total," ujar dia.
Klarifikasi BPIP
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo menjelaskan terkait tema lomba penulisan yang diadakan pihaknya.
Romo Benny menegaskan, BPIP tak ada niat sama sekali membenturkan nasionalisme dan agama.
Terlebih, tema lomba yang diambil yakni hormat bendera menurut hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan menurut hukum Islam, semata-mata hanya ingin melihat perspektifnya.
Baca juga: Pandangan BPIP soal Calon Paskibraka dari Sulbar yang Gagal Ikut Diklat di Jakarta