TRIBUNNEWS.COM - Hasil survei elektabilitas antara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani menjadi sorotan.
Pasalnya, hasil survei dari Charta Politika Indonesia itu menyebutkan jika elektabilitas Ganjar Pranowo dengan Puan Maharani bisa dikatakan terpaut cukup jauh.
Diketahui, Ganjar Pranowo menjadi pejabat politik yang memiliki elektabilitas tertinggi dengan 16,2 persen.
Sementara, elektabilitas Puan Maharani terlampau jauh dari Ganjar dengan angka 0,7 persen.
Baca juga: Survei Charta Politika Soal Capres: Elektabilitas Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies Baswedan
Baca juga: Elektabilitas AHY, Erick Tohir dan Zulhas Mulai Menyodok Masuk 10 Besar Pilpres 2024
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan mengaku bingung dengan beredarnya banyak survei terkait nama Capres 2024 di tahun 2021.
Sebab menurutnya, PDIP masih jauh untuk menentukan sosok yang akan dicalonkan menjadi Presiden di Pilpres 2024.
Ia pun heran dengan respons publik yang selalu menghadap-hadapkan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
"Kami menghormati hasil survei, tapi saya bingung baru tahun 2021 sudah bicara elektabilitas calon Presiden."
"Sudah bicara survei Capres, sudah bicara menghadap-hadapkan Mas Ganjar dengan Mba Puan," kata Arteria, dikutip dari tayangan Youtube, Kompas TV, Sabtu (14/8/2021).
Pasalnya, lanjut Arteria, kedua sosok tersebut pasti sepakat dengan rekomendasi calon Presiden dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Banyak Partai Lama Anjlok Elektabilitasnya
Baca juga: ReJO: Belum Ada Kandidat Presiden 2024 yang Mampu Saingi Elektabilitas Jokowi
"Dua-duanya PDIP, dua-duanya pasti patuh dan tegak lurus apapun yang direkomendasi oleh konstitusi partai kami melalui hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri," tambah Arteria.
Di sisi lain, mengenai tren pemasangan baliho Puan Maharani, Arteria menegaskan hal tersebut tidak ditujukan untuk meningkatkan elektabilitas.
"Keliru besar mengaitkan baliho dengan kepentingan elektoral, baliho Mba Puan itu tidak ditujukan untuk kepentingan elektoral."
"Dikatakan naik atau tidak dengan adanya baliho ya jelas tidak relevan, karena kita tidak ada tujuan untuk meningkatkan elektabilitas atau berbicara mengenai Capres maupun kepentingan elektoral," tegas Arteria.
Menurutnya, hasil survei yang tinggi tidak menjadi tolak ukur seseorang untuk dicalonkan menjadi Presiden di Pilpres 2024.
Ia menegaskan, PDIP hanya akan memilih calon presiden yang benar-benar menjadi pilihan rakyat, dan bukan dari hasil survei.
"Mas ganjar katanya layak jadi Capres atau punya hasil survei tinggi ya gapapa."
"Tapi yang utama di 2024, kita inginnya bukan presiden survei dan presiden hasil medsos (media sosial, red)."
"Tapi memang betul-betul presiden yang dipilih dari rakyat," ungkapnya.
Baca juga: Hasil Survei Ganjar Lampaui Puan, PDIP Minta Publik Bersabar: Kita Inginnya Bukan Presiden Survei
Baca juga: Pascasurvei LSI, Golkar Jabar Optimis Airlangga Hartarto Bakal Makin Naik Elektabilitasnya di 2024
Oleh karena itu, Arteria meminta agar publik bersabar dan tidak mengaitkan seakan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani bersaing dalam Pilpres 2024.
"Jadi bersabarlah kami juga belum tahu siapa yang mau direkomendasi, tapi sudah dihadap-hadapkan seperti ini," jelasnya.
PDIP Lebih Banyak Pilih Ganjar Pranowo daripada Puan Maharani
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Lembaga Survei Nasional Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbarunya terkait dengan tingkat elektabilitas para tokoh atau pejabat politik di Indonesia.
Dari hasil tersebut, Ganjar Pranowo menjadi pejabat politik yang memiliki elektabilitas tertinggi menjadi Presiden masa mendatang. Ia bahkan mengalahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, berdasarkan temuan pihaknya melalui survei itu nama Gubernur Jawa Tengah itu memiliki banyak pemilih.
Bahkan dominan kata dia, responden yang memilih Ganjar merupakan pemilih dari PDI-P.
Dengan begitu Ganjar juga mengalahkan ketua DPR RI sekaligus putri dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Gibran Pasang Baliho Puan karena Instruksi Partai: Strategi untuk Hentikan Langkah Ganjar di 2024?
"Pemilih PDIP paling banyak menjatuhkan pilihan kepada Ganjar Pranowo, sedangkan pemilih Gerindra paling banyak memilih Prabowo Subianto," kata Yunarto saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Kamis (12/8/2021).
"Pemilih PKB terbelah memilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, sedangkan pemilih PKS paling banyak memilih Anies Baswedan," sambungnya.
Adapun dalam persentase responden pemilih PDI-P yang menjatuhkan pilihan ke Ganjar Pranowo mencapai hampir 45 persen.
Sementara pemilih PDI-P yang juga memilih Puan Maharani, hanya sebesar 4,8 persen.
"Pemilih PDI-P yang memilih Ganjar Pranowo itu 44,7 persen," ucapnya.
Sebelumnya, Charta Politika Indonesia mengumumkan 10 nama pejabat politik yang memiliki elektabilitas tertinggi saat ini.
Adapun 10 nama tersebut kata Yunarto Wijaya yakni, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Ma'ruf Amin, Ust Abdul Somad, Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil serta Ganjar Pranowo.
Baca juga: Ganjar Nilai Perpanjangan PPKM Darurat akan Memberatkan Masyarakat: Harus Ada Cara yang Lebih Halus
"Dari keseluruhannya, Prabowo menempati urutan pertama pejabat yang paling dikenal dengan 90,2 persen responden mengenalnya, lalu Anies Baswedan 87,8 persen dan Sandiaga Uno 82,7 persen, itu ketiga teratas yang paling dikenal," kata Yunarto saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Kamis (12/8/2021).
Dari keseluruhan nama tersebut, pihaknya kembali melakukan survei kepada para respondennya. Kali ini terkait dengan kemungkinan terpilih sebagai Presiden.
Kata Yunarto, dari kesepuluh nama tersebut, Ganjar Pranowo menempati urutan teratas melampaui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto.
Angka persentase yang didapat oleh Gubernur Jawa Tengah itu mencapai 20,6 persen, unggul sekitar 3 persen dari Anies dan Prabowo.
"Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo (20.6%) mendapat elektabilitas tertinggi, diikuti berikutnya oleh Anies Baswedan (17.8%) dan Prabowo Subianto (17.5%)," ucapnya.
Jika ditelusuri berdasarkan wilayah atau domisili dari responden yang memilih Ganjar Pranowo, dominan mereka merupakan masyarakat Jawa Tengah dan di DIY dengan persentase 69,5 persen.
Selanjutnya, untuk Anies Baswedan unggul di wilayah DKI Jakarta dan Banten sebesar 35 persen sementara Prabowo Subianto unggul di wilayah Jawa Barat dengan persentase 27,6 persen.
(Tribunnews.com/Maliana/Rizki Sandi Saputra)