Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat turut memberikan tanggapan terkait adanya seniman yang membuat karya mural 'Jokowi 404:Not Found' di Tangerang.
Kini pembuat mural tersebut dikabarkan sedang dalam pengejaran pihak kepolisian.
Kepala Badan Komunikasi Strategis sekaligus Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, pihaknya mempertanyakan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengaku mengapresiasi kritik membangun dan selalu menjawab kritik dengan pemenuhan tanggung jawab dalam pidato kenegaraannya.
Tetapi kenyataannya, para pelaku pembuat mural yang mengkritik tersebut dicari-cari dan dikejar-kejar. Bahkan hasil karya muralnya pun dihapus.
Padahal kata dia, munculnya mural, atau gambar jalanan yang bernuansa kritik kepada pemerintah Joko Widodo tersebut seharusnya disikapi dengan bijaksana oleh pemerintah.
Baca juga: Tanggapi Mural Jokowi 404:Not Found, Wali Kota Tangerang: Sikapi dengan Bijak
"Pertama, munculnya mural ini tanda ada kegelisahan di kalangan rakyat bawah atas situasi yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari akibat pandemi.
Nah, kegelisahan ini harus dicari tahu akar permasalahannya, dan dicarikan solusinya. Bukan malah diredam atau ditutup-tutupi," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/8/2021).
Dirinya lantas berkaca pada kondisi yang terjadi saat ini, di mana angka kematian terus meningkat akibat covid-19, harus dicari cara mengapa bisa meningkat drastis, dan bagaimana menurunkan jumlah rakyat yang meninggal karena Covid-19.
Bukan malah memainkan data, apalagi menghapusnya dari indikator penanganan covid-19. Begitu pula kata Herzaky dengan aspirasi dan kegelisahan rakyat ini.
"Kedua, mural ini kan wujud dari cara rakyat dalam mengekspresikan aspirasinya, menyalurkan kegelisahannya, mungkin mereka saking bingungnya, tidak tahu lagi mesti mengadu kemana atau mesti bagaimana lagi menyikapi situasi berat terkini," tuturnya.
Mantan Ketua Ikatan Alumni UI (ILUNI UI) tersebut mengatakan mural yang digambarkan seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu seharusnya menjadi introspeksi pemerintah juga.
Bagaimana pemerintah seharusnya bisa memahami dan mengetahui kondisi sebenarnya di lingkungan masyarakat, sebelum akhirnya para seniman tersebut mengekspresikan kegundahannya melalui mural.
"Pemerintah janganlah ke lapangan sekedar untuk pencitraan saja, melainkan seharusnya benar-benar untuk memahami situasi dan mengecek kondisi terkini dari rakyatnya," ucapnya.
Di akhir, dirinya berharap seharusnya ekspresi rakyat seperti ini, diberikan tempat, ruang, untuk menyalurkan.
Jangan kemudian kreativitasnya malah dimatikan.
Baca juga: Pakai Face Comparation, Roy Suryo Sebut Kemiripan Jokowi dengan Mural 404 Not Found Tak Sampai 70%
"Di era pandemi, tekanan hidup sudah berat. Jangan kemudian ruang untuk berekspresi dan berpendapat malah semakin dikekang. Negeri ini negeri demokrasi, bukan negeri otoriter," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Aparat kepolisian bergerak cepat menyelidiki kasus ini dengan memburu pembuat mural. Polisi berdalih didasari oleh pengertian bahwa presiden adalah lambang negara yang harus dihormati.
"Tetap diselidiki itu perbuatan siapa. Karena bagaimanapun itu kan lambang negara, harus dihormati," kata Kasubbag Humas Polres Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim, saat dihubungi wartawan, Jumat (13/8/2021) kemarin.
Rachim menambahkan, tindakan pembuatan mural itu dianggap melecehkan Presiden Jokowi. Untuk itu, Rachim mengatakan pihaknya akan terus bergerak dalam mengungkap pelaku.
"Banyak yang tanya tindakan aparat apa? Presiden itu Panglima Tertinggi TNI-Polri, itu lambang negara. Kalau kita sebagai orang Indonesia mau pimpinan negara digituin? Jangan dari sisi yang lain kalau orang punya jiwa nasionalis," terang Rachim.
Mural dengan tampilan sketsa wajah Presiden Jokowi dengan tulisan di mata '404: Not Found' dibuat di Batuceper, Kota Tangerang, Banten. Mural tersebut diketahui dibuat seseorang di terowongan inspeksi Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta.
Hingga kini, kepolisian dari Polres Metro Tangerang Kota belum mengetahui siapa pembuat mural itu. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan dan warga sekitar menyebut bahwa murail itu sudah ada sejak beberapa hari lalu.
"Sudah tiga atau empat hari lalu, ya. Jadi Kapolsek, dari pihak Kecamatan, terus Koramil sudah menghapus itu dengan mengecat warna hitam," tutur Rachim.
Setelah viral, mural itu sudah dihapus polisi dan jajaran aparat terkait. Mural Jokowi 404 Not Found kini ditutup dengan cat warna hitam.