TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam mendorong terbangunnya kedaulatan dalam dunia farmasi di Indonesia.
Satu di antaranya dapat dilakukan melalui program Kampus Merdeka, dengan membangun kolaborasi antara peneliti dengan mahasiswa, maupun dengan pihak industri farmasi.
"Dengan dukungan tersebut diharapkan agar kita mampu mengurangi impor dan membangun kesehatan negeri ini dengan menggunakan produk dalam negeri," kata Nizam melalui keterangan tertulis, Kamis (9/8/2021).
Baca juga: Fitur Program Kampus Merdeka Paling Banyak Diakses Mahasiswa FMIPA UI
Menurut Nizam, Kampus Merdeka dapat menjadi platform penguatan, yaitu dengan program riset penelitian.
Mahasiswa dapat terjun langsung dalam suatu penelitian dan membantu memajukan dunia farmasi.
Nizam menyontohkan pelibatan mahasiswa dalam penanganan pandemi Covid-19.
Saat situasi krisis, Nizam mengatakan kreativitas mahasiswa menjadi tinggi melalui riset-riset terapan.
Berbagai riset terapan Covid-19 di bidang farmasi yang telah dilakukan di masa pandemi Covid-19 ini meliputi pengembangan vaksin merah putih, alat-alat kesehatan seperti ventilator, robot ners, GeNose dan alat lainnya.
"Untuk kegiatan yang sedang berjalan adanya vaksin merdeka keliling, dengan 14 mobil khusus vaksinasi, vaksinasi merdeka dengan relawan mahasiswa kesehatan, pusat vaksinasi yang tersedia di perguruan tinggi serta kegiatan lainnya," ungkap Nizam.
Baca juga: DPP KNPI Minta Menteri Nadiem Pastikan Kebebasan Berpendapat di Kampus
Melalui kolaborasi riset di bidang farmasi, Nizam berharap dapat mengurangi ketergantungan impor obat-obatan yang saat ini hampir sekira 50 persen.
Demi mendukung hal tersebut, pemerintah pun telah memberikan dukungan seperti bantuan UKT, bantuan kuota, bantuan APD, bantuan peralatan lab sampai pendanaan riset terapan bagi perguruan tinggi.