News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soal Permintaan Sumbangan Penerbitan Buku, Jubir Muda PAN Ingatkan Jangan Salah Gunakan Kekuasaan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kontroversi surat pungutan sumbangan penerbitan buku yang ditandatangani Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi direspon anak muda Minang yang juga Jubir Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Febri Wahyuni Sabran.

Febri Wahyuni, yang akrab disapa Uni Eby ini, menyebut Mahyeldi harusnya lebih hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan apalagi terkait sumbangan atau pungutan.

"Buya Mahyeldi harus hati-hati. Ini kan surat ditandatangani langsung oleh Buya Mahyeldi, apalagi kabarnya uangnya masuk ke rekening pribadi seseorang. Jangan sampai publik jadi tidak percaya lagi pada beliau sebagai pemimpin di Sumbar," ujar Uni Eby, dalam keterangannya, Minggu (22/8/2021).

Tak hanya itu, Uni Eby juga mengritik kepala daerah dari PKS tersebut sebagai pemimpin.

Sebab menurutnya yang bersangkutan banyak menuai kontroversi belakangan ini.

Baca juga: Surat Permintaan Sumbangan Bertanda Tangan Gubernur Mahyeldi, Polisi Benarkan dari Bappeda Sumbar

"Sibuknya harus dengan kinerja dan prestasi. Bukan malah banyak mencipta kontroversi yang melukai hati rakyat, kemarin ganti mobil dinas, sekarang sumbangan penerbitan buku," ujar Uni Eby.

Sebagai putri daerah asli Sumbar, Uni Eby pun meminta Mahyeldi untuk lebih jujur kepada publik, terutama terkait sumbangan penerbitan buku ini.

“Buya Mahyeldi harus jujur kepada publik terkait surat yang meminta sumbangan dana pernerbitan buku, Buya Mahyeldi tidak boleh menyalahgunakan posisinya sebagai gubernur dengan meminta uang kepada pihak luar," kata Uni Eby.

Baca juga: Polisi Diminta Pastikan Keaslian Tanda Tangan Gubernur Sumbar Melalui BAP

"Jika terkait masalah buku ini, Buya Mahyeldi menyembunyikan kebenaran untuk diketahui publik, sama saja Buya Mahyeldi merusak dunia intelektual. Pembelian buku tanpa tranparansi yang jelas akan merusak kredibilitas institusi Provinsi Sumatera Barat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini