News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemerintah Targetkan 100 Juta Orang Gunakan Aplikasi SiLacak dan PeduliLindungi

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis memeriksa kesehatan peserta penerima vaksin Covid-19 Pfizer di Gedung Judo, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (23/8/2021). Program vaksinasi Covid-19 memakai vaksin Pfizer saat ini baru bisa digunakan untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Hingga Minggu (22/8), vaksinasi dosis pertama di Jakarta telah mencapai 9,3 juta orang. Sementara untuk dosis kedua baru mencapai 4,8 juta. Pemprov DKI telah meningkatkan target vaksinasi dari 8,8 juta menjadi 11 juta orang. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan 100 juta masyarakat Indonesia  menggunakan aplikasi SiLacak dan PeduliLindungi di akhir 2021.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerangkan pentingnya 3 T, yakni Testing, Tracing, dan Treatmen.

Sebab, Indonesia, akan memasuki era hidup baru. Aplikasi PeduliLindungi dan SiLacak dapat membantu hal tersebut.

"Kita memasuki era hidup baru, kami hitung sampai akhir tahun PeduliLindungi akan masuk lebih dari 100 juta orang dan itu akan membuat lebih bagus dari e-KTP, yang gara-gara itu beberapa orang masuk penjara," ujar Luhut saat acara HUT ke-43 BPPT secara virtual, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Jubir Vaksinasi Covid-19: Respons Tiap Orang pada Vaksin Moderna Itu Beda-Beda

Luhut berujar, ekonomi menunjukkan pemulihan hingga pada pertengahan tahun 2021 dengan adanya Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang kemudian sedikit dilonggarkan.

Baca juga: 5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Bentuk Jadi Tiba di Indonesia

Ia mengingatkan seluruh pihak untuk harus berhati-hati dengan mulai banyaknya pertemuan tatap muka, terlebih masih ada yang belum divaksin dan tidak menggunakan masker.

"Karena ketika keadaan darurat ternyata sistem yang kita punya tidak jalan. Saya mengalami garis komando dari Pemerintah Pusat, Gubernur, ke Kabupaten/Kota, itu perlu perbaiki sana sini," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini