News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Koalisi Pendukung Jokowi

Bila Masuk Koalisi Jokowi, PAN Diprediksi Dapat Jatah 1-2 Kursi Menteri

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi).

TRIBUNNEWS.COM - Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi akan mendapat satu atau dua kursi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) apabila benar-benar merapat sebagai partai koalisi.

Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.

Artinya, Pangi menilai kemungkinan reshuffle akan terjadi di tubuh kabinet setelah PAN merapat.

Reshuffle kabinet, kata Pangi, bisa saja terjadi di tahun kedua pemerintahan Jokowi yang jatuh pada Oktober 2021 mendatang.

"Reshuffle kemungkinan dua tahun pemerintahan Jokowi, menurut saya bakal ada 1-2 menteri dari kader PAN," ungkap Pangi saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (28/8/2021).

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago (istimewa)

Baca juga: Buntut PAN Masuk Koalisi, Prediksi Rombak Kabinet Menguat hingga Demokrasi Dianggap Tak Berkualitas

Perlu Dipertanyakan

Lebih lanjut Pangi menyebut koalisi tambun presiden Jokowi perlu dipertanyakan.

"Kita patut bertanya apa tujuan Presiden Jokowi atau pemerintah di balik pembentukan koalisi tambun di periode kedua."

"Biasanya grand coalition (koalisi besar) dibentuk pada periode pertama, periode kedua sudah nggak lagi fokus penambahan anggota koalisi," ujarnya.

Menurut Pangi, patut pula dipertanyakan apakah ada agenda memuluskan langkah politik amandemen kelima menambah masa jabatan presiden tiga periode.

"Menyeruak bau amis yang mulai tak sedap," ungkapnya.

Baca juga: Isu Pergeseran Kabinet Menguat Pasca PAN Ikut Koalisi

Jika ini dimaksudkan untuk mengamankan rencana amandemen terkait isu diperpanjang masa jabatan presiden, Pangi menilai publik harus dengan tegas menolak untuk menutup pintu ini serapat-rapatnya.

"Karena dapat dipastikan tidak akan ada dialetika dan pembahasan yang rasional dan substantif, hanya akan unjuk kekuatan dan banyak-banyakin suara, tanding-tandingan jumlah kursi di parlemen," ujar Pangi.

Tanggapan Istana

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini