Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyampaikan pihaknya telah sempat mengingatkan Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terkait bahaya adanya pelemahan KPK yang berasal dari internal.
Cerita tersebut disampaikan oleh Abraham saat menanggapi polemik TWK KPK yang berujung tidak lolosnya 75 pegawai dari lembaga anti rasuah dalam diskusi daring YouTube Sahabat ICW, Minggu (29/8/2021).
"Saya pernah katakan seperti ini mungkin teman-teman yang 75 orang pegawai KPK itu juga masih ingat sewaktu saya mau selesai. Saya pernah bilang, yang saya paling khawatirkan pelemahan KPK itu adalah pelemahan KPK yang datang dari dalam. Bukan dari luar," kata Samad.
Ia menerangkan pelemahan dari dalam yang dimaksudkan adalah adanya pihak yang memasukan orang luar ke internal dengan misi melemahkan KPK. Cara ini pun dinilai telah berhasil melemahkan lembaga antirasuah.
Baca juga: Abraham Samad: Pimpinan KPK Ikut Pelemahan Pemberantasan Korupsi Jika Tak Taati Rekomendasi
"Dari dulu saya bilang yang paling berbahaya adalah pelemahan dari dalam dan pelemahan dari dalam itu apa bentuknya yaitu infiltrasi. Apa itu infiltrasi? memasukkan orang-orang dari luar ke dalam KPK untuk menggoyahkan integritas kelembagaan KPK dari dalam agar KPK tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya," ujarnya.
Ia menyampaikan pelemahan yang datang dari internal dinilai jauh lebih sulit dilawan daripada melawan pelemahan dari pihak eksternal KPK. Pasalnya, keberadaan pihak ini dinilai akan sulit terdeteksi.
"Pelemahan dari luar itu kita bisa lihat berupa revisi Undang-undang dan dia berwujud bisa dilihat, maka bisa mudah ditangkal dan dihadapi dan mudah dilawan. Tetapi kalau pelemahan KPK yang datang dari dalam berupa infiltrasi ini yang susah dihadapi dan ini sulit dideteksi. Karena dia menghancurkan KPK dari dalam dan ini yang sedang terjadi," ungkapnya.
Samad menuturkan orang luar KPK itu telah berhasil mengubah budaya organisasi hingga merevisi kode etik yang telah dibangun oleh pimpinan terdahulu. Aturan ini justru semakin memperburuk marwah KPK.
"Padahal menurut saya dengan dilemahkannya undang-undang KPK seharusnya pimpinan KPK itu membuat aturan-aturan yang baik itu SOP, Perpim, Perkom dan budaya organisasi itu harus lebih kuat sehingga dia bisa menjaga KPK itu secara kuat dari dalam dan bukan justru memperlemah KPK dari dalam," ujarnya.
Samad mempersoalkan pimpinan KPK yang justru terlibat dalam pelemahan lembaga antirasuah. Hal itu terlihat dari berbagai kebijakan yang diambil oleh Firli Bahuri Cs.
"Kita bisa melihat (pimpinan) KPK itu menghambat pemberantasan korupsi karena kita bisa melihat dari produk-produk aturan yang dibuat seperti yang tadi saya katakan tes wawasan kebangsaan itu kan produk-produk aturan yang dibuat pimpinan KPK. Dari produk-produk aturan yang dibuat kita lihat kalau sebenarnya itu sebenarnya memperlemah KPK sebagai pemberantasan korupsi bukan menguatkan," Tukasnya.