News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Waspada Panggilan dan Pesan Hoaks Beredar soal Vaksinasi, Lindungi Data Diri

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Waspada, akhir-akhir ini beredar panggilan dan pesan hoaks soal vaksinasi, tetap lindungi data diri.

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini, pesan singkat yang mengatasnamakan tim vaksinasi Covid-19 dan meminta data diri dari warga, kembali beredar di aplikasi WhatsApp.

Dalam pesan tersebut, warga diminta untuk mengisi sejumlah data diri seperti nama, alamat, nama ayah dan nama ibu.

Diketahui, isi pesan tersebut sengaja disebarkan kepada mereka yang telah menerima vaksin.

Selain tentang data diri, isi pesan tersebut juga menanyakan kondisi apakah ada keluhan setelah divaksinasi.

Baca juga: Layanan Konsultasi Gratis Serba-serbi COVID-19 Anti Hoaks

Baca juga: Selama Pandemi, Kemenkominfo Deteksi 1.857 Hoaks dengan 4 Ribuan Konten di Medsos

"Selamat siang. Kami dari tim vaksin GSP kemarin minggu mau tanya keluhan setelah divaksin..

Nama :

Alamat :

Nama ayah :

Nama ibu :

Vaksin ke :

Keluhan setelah di vaksin :

Keluhan saat ini :....," tulis pesan tersebut.

Adapun, pesan tersebut sempat beredar pada awal April 2021 lalu.

Waspada, akhir-akhir ini beredar panggilan dan pesan hoaks soal vaksinasi, tetap lindungi data diri.

Kemudian, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyatakan pesan tersebut adalah hoaks atau bohong.

Untuk itu, Kemenkominfo meminta agar masyarakat tidak mempercayai ketika menerima pesan tersebut.

"Beredar sebuah informasi melalui pesan singkat yang mengatasnamakan tim vaksinasi."

"Pesan singkat tersebut meminta data diri seperti, nama, alamat, nama ayah serta nama ibu," tulis Kemenkominfo dalam situs resminya, dikutip Tribunnews, Senin (30/8/2021).

"Jika menerima pesan serupa, masyarakat diharapkan waspada karena hal itu merupakan modus pencurian data untuk mengumpulkan data pribadi penerima pesan," tambahnya.

Informasi atas kebohongan pesan tersebut juga disampaikan akun Twitter resmi Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (@InfokomPMK).

Baca juga: HOAKS Kartu Nikah Berisi 4 Kolom Istri, Begini Penampakan Kartu Nikah Digital Kemenag yang Asli

Baca juga: Marak Informasi Tak Benar, Gunakan Layanan Konsultasi Gratis Serba-serbi Covid-19 Anti Hoaks Ini

Dalam cuitannya, akun @InfokomPMK menyebut pesan tersebut merupakan informasi palsu.

Akun Twitter @InfokomPMK menjelaskan, tujuan penipu mengirim pesan tersebut adalah mengumpulkan data pribadi penerimanya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menerima pesan.

"Waspada penipuan! Sob, telah beredar penipuan melalui pesan singkat yang pengirimnya mengatasnamakan tim vaksinasi. Tujuan penipuan ini adalah untuk mengumpulkan data pribadi penerima pesan," tulis @InfokomPMK.

Di sisi lain, informasi tentang adanya penipuan dengan modus panggilan telepon untuk menanyakan soal vaksinasi juga muncul.

Pesan tersebut menuliskan pengalaman seorang warga yang mendapat panggilan telepon menanyakan soal vaksinasi.

Waspada, akhir-akhir ini beredar panggilan dan pesan hoaks soal vaksinasi, tetap lindungi data diri. (Twitter.com/@InfokomPMK)

Akibat menerima panggilan tersebut, nomor ponsel penerima panggilan dikabarkan diblokir.

Bahkan, berimbas pada informasi tentang akun perbankan online yang sering digunakan untuk transaksi.

"Baru saja, teman saya menerima telepon untuk menanyakan apakah dia telah divaksinasi.

Jika dia sudah divaksin, tekan 1.

Jika dia belum divaksinasi, tekan 2.

Akibatnya, dia menekan 1

Ponsel diblokir, dan informasi PayMe dan perbankan online yang sering digunakannya ditransfer.

Semua Orang Perhatian~ Cepat dan teruskan ke lebih banyak orang!

Penipuan gaya baru," tulis pesan tersebut.

*Disclaimer: Tribunnews.com telah menghubungi Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menanyakan terkait modus penipuan ini.

Namun, hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan respons lebih lanjut.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini