Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – “Saya setahun bisa rawat inap tiga sampai empat kali. Untungnya gratis pakai JKN KIS BPJS Kesehatan.”
Begitulah ungkapan Karyani (56), warga Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Penderita gangguan asam lambung ini bisa disebut langganan perihal berobat dan memeriksakan diri di klinik maupun rumah sakit.
Ketika nekat mencoba makanan pedas saja misalnya, dengan mudah lambungnya bereaksi. Ia merasa mual lalu muntah bolak balik ke kamar mandi dan ujung-ujungnya mondok (rawat inap) di rumah sakit.
Hal itu dikarenakan ia tak disiplin mengatur pola makan dan jenis menu makanan, sesuai arahan dokter sebagai pengidap gangguan asam lambung.
Ceritanya itu ia katakan saat ditemui Tribunnews.com di sebuah klinik di Sukoharjo pada Jumat (27/8/2021). Ani, sapaan akrabnya, sedang memeriksa rutin kondisi lambungnya sebagai Tindakan pencegahan jika terjadi kambuh seperti yang pernah diderita sebelumnya.
Baca juga: Dorong Vaksinasi Covid-19 Prolanis, Pemprov Jateng Gandeng BPJS Kesehatan
Ani mengaku tak ingin kecolongan atas pengalaman tak mengenakkan mondar mandir rumah sakit karena asam lambung kambuh.
“Maka sekarang ini hanya periksa rutin saja kondisi lambung, sebulan sekali. Biar tahu kesehatan terkini karena asam lambung kronis,” jelasnya.
Memang riwayat sakitnya dua tahun lalu dirawat inap setahun sampai empat kali membuatnya benar-benar kapok dan bisa belajar. Bahkan ia tak bisa membayangkan jika semua biaya perawatan rumah sakit tak ditanggung BPJS Kesehatan melalui kepesertaan JKN KIS.
“Bisa puluhan juta rupiah habis sekali rawat inap, dikali berapa dalam setahun. Tak bisa membayangkan,” katanya kemudian menggelengkan kepala.
Melalui kepesertaan BPJS Kesehatan, Ani mengungkapkan merasa tertolong. Iuran mandiri yang ia penuhi setiap bulan menurutnya juga lebih dari cukup untuk membantu pasien seperti dirinya.
“Saya saat ini di Kelas II sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sungguh puas dan terbantu,” ucap dia.
Di tengah pandemi Covid-19, Ani juga terlayani untuk mengetahui perkembangan kesehatannya. “Karena kontak langsung dibatasi, saya juga sering kontak WhatsApp dengan dokter klinik untuk bertanya keluhan tentang lambung,” imbuhnya.
Kondisi serupa juga dialami oleh Darmana Subagyo (69). Warga Gedangan, Grogol, Sukoharjo, ini memuji peran BPJS Kesehatan terhadap keluhan stroke yang ia derita sepuluh tahun terakhir.