"Di situ teman-teman aktif memberikan edukasi pengelolaan sampah, ada produksi kompos dan ada ternak belatung yang memakan sampah dan pencacahan sampah plastik., ujar Arinda Unigraha, Ketua Komunitas BECAK.
Proses yang dilakukan saat pengelolaan sampah ini terbilang cukup sederhana, yaitu dengan mengolah sampah organik menjadi kompos dan maggot yang biasa dijadikan bahan makanan untuk hewan.
Sementara itu, khusus untuk sampah anorganik akan didaur ulang menjadi produk bermanfaat, antara lain bahan baku industri daur ulang dan paving block yang terbuat dari sampah plastik.
Nantinya, pendapatan dari kegiatan pengolahan sampah ini akan digunakan untuk menjalankan aktivitas komunitas terutama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat.
Gelar edukasi pengelolaan sampah hingga 40 kali setahun
Menurutnya, kegiatan edukasi serta pelatihan masih menjadi kegiatan yang sangat penting mengingat kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan melestarikan lingkungan masih sangat minim.
Bahkan, untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah, Komunitas BECAK Babel terhitung bisa mengadakan kegiatan edukasi dan pelatihan sebanyak 30 hingga 40 kali pelatihan dalam setahun.
Menurut paparan Arinda, kegiatan utama Komunitas BECAK Babel terdiri dari 80 persen pengelolaan sampah dan diikuti oleh kegiatan lingkungan lainnya sebanyak 20 persen.
Di luar kegiatan tersebut, Komunitas BECAK Babel juga rutin mengadakan kegiatan tahunan untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap bulan Februari dan Word Cleanup Day (WCD) setiap bulan September.
"Harapan besarnya komunitas ini bisa jadi wadah untuk terutama generasi muda di Bangka Belitung yang memang punya ketertarikan di bidang lingkungan, bisa bergabung disini dan mengembangkan potensi dirinya dan karakter peduli lingkungannya bisa mengajak orang banyak di Babel ini aktif bersama-sama melakukan program peduli lingkungan," kata Arinda
Berkat segala kontribusinya terhadap lingkungan, Komunitas BECAK Babel terpilih untuk mewakili Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jambore Indonesia Bebas Sampah Tahun 2016 di Solo, Tahun 2018 di Aceh dan Tahun 2019 di Bali secara berturut-turut.