Summit of Women Speakers of Parliament atau KTT para Ketua Parlemen Perempuan merupakan forum yang diadakan satu tahun sekali atas inisiasi IPU, yang bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pertemuan ke-13 forum tersebut sedianya digelar pada Agustus 2020, namun tertunda karena pandemi Covid-19.
“Pada 13th Summit of Women Speakers of Parliament inilah pertama kalinya DPR RI terpilih menjadi anggota Preparatory Committee untuk menyiapkan sidang Ketua Parlemen Perempuan tersebut,” ucap Irine.
Puan terpilih menjadi anggota Preparatory Committee dalam sidang 206th Governing Council pada November 2020 mewakili Group Asia-Pasific IPU.
Baca juga: Pimpinan DPR Belum Terima Surat Presiden Terkait Pergantian Panglima TNI
Menurut Irine, keanggotaan Indonesia pada Preparatory Committee menjadi kesempatan besar bagi DPR RI untuk menyampaikan kepentingan nasional dalam sidang bertajuk Women at the centre: From confronting the pandemic to preserving achievements in a gender-responsive recovery itu.
“Kehadiran Ibu Ketua DPR RI sangat penting karena beliau sudah ikut menyiapkan penyelenggaraan 13th Summit of Women Speakers of Parliament dalam 5 kali rapat Preparatory Committee,” katanya.
Pada setiap rapat Preparatory Committee, Puan disebut menekankan sinergi dan kolaborasi parlemen di seluruh dunia dalam upaya pencapaian pengarusutamaan kesetaraan jender, baik laki-laki maupun perempuan.
“Meskipun pada akhirnya persidangan mengadopsi format ‘Doha Debate’ yang melakukan voting terkait suatu isu, Ibu Ketua DPR RI telah mengusulkan agar menghindari penggunaan voting pada akhir setiap sesi. Hal ini penting agar seluruh delegasi merasa memiliki ‘ownership’ terhadap setiap keputusan yang diambil,” ujar Irine.
KTT Ketua Parlemen Perempuan ini bukan merupakan side-event meskipun diselenggarakan bersamaan dengan 5WCSP. Irine mengatakan, 13th Summit of Women Speakers of Parliament adalah sidang yang berdiri sendiri dan forum penting bagi para Ketua Parlemen perempuan untuk berbagi ide dan gagasan, serta praktik cerdas di masing-masing negara.
“Sudut pandang para ketua Parlemen perempuan akan memperkaya pemahaman mengenai tantangan nyata yang dihadapi kaum perempuan khususnya. Tidak hanya dalam politik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Dalam 5WCSP, Puan pun memiliki andil cukup besar karena menjadi pembicara pada General Debate pertama dengan tema terkait keseimbangan pembangunan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Ketua DPR RI perempuan pertama Indonesia itu didaulat sebagai keynote speaker dalam dialog interaktif bertema ‘Achieving sustainable development requires more attention on human wellbeing and environmental preservation than on economic growth’c yang dimoderatori oleh jurnalis dan komentator politik Deutsche Welle, Melinda Crane-Rohrs.
Selain itu, Puan juga akan mengikuti sejumlah pertemuan bilateral di sela-sela kunjungannya ke Wina.
Ketua DPR perempuan pertama Indonesia tersebut akan mengadakan pertemuan dengan ketua parlemen Timor Leste, Vietnam, Austria, dan Presiden IPU, Duarte Pacheco untuk membahas kerja sama ekonomi, kerja sama penanganan dan pencegahan Covid-19, pengembangan teknologi vaksin, serta berbagai isu kawasan yang menjadi perhatian bersama.