TRIBUNNEWS.COM - Sampah adalah permasalahan lingkungan yang perlu ditangani bersama oleh seluruh elemen masyarakat.
Dalam mengatasinya, salah satu langkah yang bisa dilakukan ialah dengan pemilahan sampah. Memilah sampah dari sumbernya membantu proses pengelolaan sampah menjadi lebih mudah dan membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Melihat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pemilahan sampah, Darga, warga Tanah Sareal, Kota Bogor pun turun mengambil peran untuk mengedukasi warga di lingkungannya agar mulai memilah sampah dari rumah.
Sebelumnya, Darga sempat terkena PHK sebagai karyawan dari suatu perusahaan. Namun, keputusan PHK-lah yang mengantarkan ia membuat perubahan besar bagi masyarakat sekitar, salah satunya dengan mengembangkan bank sampah tukar jelantah dengan sembako.
Darga mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir ini dirinya fokus untuk mengedukasi masyarakat sembari mengembangkan bank sampah tukar jelantah dengan sembako.
Dalam menjalankan bank sampah tukar jelantah dengan sembako ini, setiap harinya Darga berkeliling membawa dua jerigen kosong dan corong dengan sepeda motor untuk mengambil jelantah dari warga yang nantinya ditukar dengan beras atau peralatan masak.
"Satu rumah paling hanya 25 mililiter sehari tergantung dia masaknya. Tapi kan lumayan kalau dikumpulin satu RT, sayang kalau dibuang karena bisa mencemari lingkungan, mending setor ke kita terus kita tukar dengan sembako atau alat masak," ujarnya saat ditemui Tim TribunnewsBogor.com di sekitar Balaikota Bogor, Rabu (16/6/2021) lalu.
Hasil dari kegiatan tersebut tak sepenuhnya digunakan Darga sebagai penghasilannya, semata, tetapi juga untuk kegiatan sosial seperti sedekah Jumat dan lain-lain.
Akrab disapa Kang Darga, pria yang juga menjabat sebagai Ketua atau Direktur Bank Sampah Barokah ini mengungkapkan bahwa dirinya memang sudah aktif pada kegiatan pelestarian lingkungan dan mengedukasi masyarakat mengenai pemilahan sampah sejak tahun 2009.
Awalnya, dirinya tergerak karena prihatin melihat produksi sampah yang kian meningkat setiap harinya.
Selain itu, ia juga berniat untuk membantu masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan, terlebih di tengah kenaikan harga BBM yang terjadi di tahun 2009 kala itu.
Darga juga menjalankannya dengan menggunakan sistem tukar sampah namun tetap menerapkan akad jual beli.
"Awalnya mulai dari tukar sampah dengan sembako, tukar sampah dengan alat masak tapi akadnya sama seperti akad jual beli. Jadi, kita bawa sembako misalnya beras, terus warga punya sampah. Kita lihat sampahnya apa, kita timbang berapa, nanti kita beli. Setelah itu, warga beli lagi berasnya yang kita bawa," ujar Darga.
Terus mengajak masyarakat memilah sampah dari rumah melalui tukar sampah, saat ini, Darga telah berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat di beberapa kelurahan.
Bahkan, salah satu kelurahan yang awalnya tidak memiliki timbangan pun kini telah bisa memiliki timbangan sendiri dari hasil tukar sampah.